Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri Pembangunan Agus Hermanto menyatakan, konsep Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan pemerintah harus benar-benar disiapkan untuk menyiapkan Indonesia dalam menghadapi persaingan di era globalisasi.
"Di era global yang memasuki revolusi 4,0 serba digital ini, kita harus siap menghadapi persaingan di tingkat regional, internasional dan global," kata Agus Hermanto dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Agus mengingatkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar, baik dari jumlah penduduk, luas wilayah maupun karya Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah.
Untuk itu, ujar dia, pembangunan beragam infrastruktur sosial, yakni kapsitas produktif dan SDM harus semakin ditingkatkan.
"Agar Indonesia mampu bersaing, kita harus percaya pada kekuatan bangsa kita sendiri, dan tetap bersatu untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin ekstra dan berubah sangat cepat," ucap Agus.
Politisi Partai Demokrat itu juga mengingatkan bahwa seluruh elemen Bangsa Indonesia sangat berperan dalam meningkatkan kerja demi mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu kokohnya NKRI.
Sebagaimana diwartakan, sebanyak 326 perusahaan manufaktur melakukan assessment Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan bersiap untuk bertransformasi menuju industri 4.0.
Baca juga: Emas Naik Didorong Pelemahan Pasar Ekuitas Global
Baca juga: Pasar saham Indonesia masih menarik di tengah dinamika global
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian Ngakan Timur Antara menyampaikan, dari hasil penilaian tersebut, terlihat sejumlah perusahaan sudah siap menuju industri 4.0.
"Kami mengklasifikasikan menjadi tiga kelompok. Pertama, sebanyak 166 perusahaan memiliki rentang skor 1-2 atau 50,92 persen, yang menunjukkan kesiapan awal implementasi industri 4.0,” kata Ngakan Timur Antara.
Kelompok kedua, sebanyak 116 perusahaan industri memiliki rentang skor 2-3 atau 35,58 persen yang menunjukkan kesiapan sedang, dan sebanyak 22 perusahaan industri atau 6,75 persen menunjukkan telah menerapkan industri 4.0.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kemenperin juga menyampaikan bahwa revolusi industri 4.0 akan menciptakan tambahan 10 juta tenaga kerja baru pada 2030.
"Berdasarkan studi yang ada, bukan pengurangan, justru penambahan. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5 persen, maka akan terjadi penyerapan tenaga kerja baru sekitar 20 juta. Namun, dengan asumsi pertumbuhan yang sama ditambah penerapan industri 4.0, maka akan bertambah menjadi 30 juta," kata Ngakan Timur Antara.
Menurut Ngakan, industri 4.0 akan menciptakan beragam lapangan pekerjaan baru di berbagai bidang, di antaranya bidang penelitian dan pengembangan, branding, sistem logistik, perbengkelan robot, hingga pengembang aplikasi yang dibutuhkan industri.