Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ideologi Pancasila dirumuskan bukan untuk dibahas dalam seminar, diskusi dan penulisan jurnal, melainkan untuk dilaksanakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
"Sekali lagi, konstitusi dan Pancasila itu, Bung Karno tidak merumuskannya untuk diseminarkan, tetapi untuk dilaksanakan. Makin dibahas Pancasila itu, makin bingung kita semua rakyat Indonesia ini. Padahal Pancasila sendiri sudah jelas, sudah tegas," kata Wapres JK saat menghadiri Peringatan Hari Konstitusi di Gedung Nusantara IV Gedung MPR, DPR, DPD RI Jakarta, Minggu.
Pancasila seharusnya disampaikan secara sederhana, sehingga setiap pasalnya dapat dihayati dengan baik oleh masyarakat, untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Wapres menjelaskan, perumusan Pancasila dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) disederhanakan oleh Soekarno saat itu hingga terangkum dalam lima sila yang mewakili dasar bernegara Indonesia.
"Bung Karno saja tidak membahasnya, justru dia cuma memberikan pilihan. Kalau Pancasila itu terlalu banyak, bikin dengan Trisila - sosio demokrasi, sosio nasionalis, Ketuhanan Yang Maha Esa - tiga saja, jelas, tegas. Kita malah terbalik, dibahas terus menerus, paper-nya panjang lebar, tidak tahu jelasnya apa," jelas Wapres.
Baca juga: Ulama NU : sila pertama Pancasila sudah termasuk NKRI Syariah
Oleh karena itu, Wapres berharap pembahasan atau diskusi mengenai Pancasila sebaiknya tidak lagi dibuat rumit yang justru akan semakin sulit diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Semakin sederhana Pancasila didiskusikan, maka semakin mudah masyarakat untuk menghayati setiap silanya.
Baca juga: PKB: Pancasila itu perekat bangsa
JK: Pancasila tidak untuk didiskusikan
Minggu, 18 Agustus 2019 17:42 WIB