Denpasar (ANTARA) - Sebanyak 186 advokat dunia yang tergabung dalam badan resmi advokat Dunia, yakni IBA (International Bar Association), mengadakan seminar internasional tentang "Ease of Doing Business (EoDB)" yang membahas perspektif hukum terhadap investasi di Indonesia, baik investasi global maupun lokal.
"Presiden Jokowi berulang kali menekankan signifikansi dari kemudahan dalam melakukan usaha di Indonesia untuk investor asing dan dalam negeri," kata Ketua Umum PERADI (Perhimpunan Advokat Indonesia) Prof. Dr. Fauzie Yusuf Hasibuan SH, MH, dalam sambutan pada acara yang dibuka Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Namun, katanya, peringkat EoDB (Ease of Doing Business) di Indonesia yang diberikan oleh World Bank turun dari peringkat 72 pada tahun 2017 menjadi 73 pada tahun 2018.
"Karena itu, advokat harus memberikan bantuan kepada klien dalam melakukan usaha di Indonesia, sekaligus memberika masukan kepada Pemerintah Indonesia, mengenai berbagai hambatan dalam pelaksanaan investasi di lapangan," katanya.
Terlepas dari itu, Prof Fauzie mengaku bangga, karena sampai saat ini, IBA sebagai badan resmi advokat Dunia, tetap mengakui PERADI sebagai wadah tunggal advokat Indonesia.
Selain itu, sebagai orang Indonesia, juga bangga, karena para pengacara top Dunia sepakat memilih Indonesia, sebagai tempat dan topik seminar ini. "Mereka bisa pilih negara mana pun di Dunia, tapi ternyata mereka sangat tertarik dengan Indonesia," katanya.
Pihaknya juga bangga sebagai advokat Indonesia, karena sekarang advokat Indonesia kembali disegani oleh para pengacara top Dunia. "Lihat saja. Freeport, raksasa Dunia yang akhirnya terpaksa melepas perjanjian lama, lalu menyetujui perjanjian baru, yang isinya lebih menguntungkan Indonesia," katanya.
Demikian juga dengan Blok Masela. "Sudah puluhan tahun deadlock, tapi sekarang bisa terjadi kesepakatan. Sepakat pada perjanjian yang isinya juga menguntungkan Indonesia," katanya.
Saat membuka seminar sehari itu, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati menyampaikan terima kasih kepada panitia dan pelaksana atas kepercayaan dengan memilih Bali sebagai tempat acara.
"Ini sangat mendukung tourism Bali sebagai agent of MICE," katanya.
Acara itu diikuti peserta dari Australia, Korea Selatan, Singapura, Inggris, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, Malaysia, Thailand, Myanmar, Hong Kong, Taiwan, Jerman, Perancis, Denmark, Afrika Selatan, Turki, dan Brunei.
186 advokat dunia adakan seminar investasi di Bali
Kamis, 8 Agustus 2019 15:04 WIB