Jakarta (ANTARA) - Pengembang properti di Bali optimistis pasar properti di Bali bakal bergairah setelah melihat iklim politik yang semakin kondusif dengan terus berlanjutnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Sektor properti Bali kembali bergairah, pasca tahun politik dengan meningkatnya angka penjualan yang dialami oleh sejumlah pengembang," kata Direktur Permata Graha Land, Satya Adi di Jakarta, Selasa.
Kembali bergairahnya pasar properti di Bali ini berlangsung sejak awal bulan lalu. Hal ini disinyalir karena banyak investor dan konsumen menyudahi masa wait and see yang sudah berlangsung selama tahun pemilu, jelas pengembang proyek vila di Uluwatu Bali ini.
Menurut Satya, kalau melihat dari penjualan vila di lokasi yang sudah dikembangkannya kini hanya tersisa 3 unit saja, dari pembangunan tahap awal sebanyak 12 unit padahal dari segi harga terbilang tidak murah Rp1,7 miliar setiap unitnya.
“Untuk pemasaran di tahap 1 ini di luar perkiraan, hanya dalam beberapa bulan tinggal 3 unit saja. Tadinya, kami menargetkan, penjualan tahap 1 akan sold out (habis terjual) selama setahun, tapi ternyata sebelum akhir tahun sepertinya sudah bisa tercapai sold out,” kata Satya.
Satya mengatakan pemahaman terhadap produk yang akan dipasarkan menjadi salah satu kunci keberhasilan untuk menjual properti.
Sebagai contoh kawasan Uluwatu, lokasi tersebut merupakan tujuan lokasi wisata favorit bagi kalangan menengah atas termasuk lokasi menginap yang ekslusif seperti Alila Villas Uluwatu, Bulgari Resort, The Edge, dan Ungasan Clifftop Resort.
"Saya kira dengan kelas seperti itu, harga Rp1,7 miliar tidak terlalu mahal. Setidaknya kalau vila itu kemudian di sewakan kembali pasti memberi hasil yang menjanjikan," kata Satya.
Namun untuk masuk ke segmen menengah atas seluruh fasilitas tentunya harus sesuai dengan pasar yang dituju misalnya saja di setiap vila harus memiliki kolam renang pribadi.
Kembali bergairah, pasar properti di Bali
Selasa, 16 Juli 2019 18:02 WIB