Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah mendorong industri kimia memperbaiki kinerjanya dengan menerapkan etika bisnis "Responsible Care" dengan mengutamakan tanggung jawab terhadap lingkungan di sekitarnya.
"Salah satu tantangan industri kimia adalah meningkatkan kinerja melalui manajemen kimia yang selalu 'update' mengikuti perkembangan global," kata Direktur Jenderal Argoindustri Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi, di Denpasar, Rabu.
Ia mengemukakan bahwa dalam "World Summit on Sustainable Development" di Johannesburg, Afrika Selatan, pada 2002, semua negara mengadopsi rencana aksi bahwa bahan kimia harus dikelola dan digunakan dengan meminimalkan dampak buruk secara signifikan terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Selain itu, upaya nyata untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2020, Dewan Internasional Asosiasi Kimia (ICCA) mencanangkan strategi produk global yang sejalan dengan program PBB mengenai Strategi Pengolahan Kimiawi Internasional (SAICM).
"Pendekatan SAICM yang dicanangkan oleh PBB itu dipertegas lebih lanjut pada konferensi internasional tentang manajemen kimia pada bulan Februari 2006 di Dubai, UAE, yang kemudian dikenal dengan SAICM Goal 2020," kata Benny dalam Pembukaan Konferensi Responsibiltas Asia-Pasifik (APRCC) ke-12 itu.
Sementara itu, Ketua Umum Komite Nasional Responsible Care Indonesia (KN-RCI) Kamaludin menambahkan bahwa suatu kehormatan bagi Indonesia yang tahun ini kembali dipercaya sebagai tuan rumah penyelenggara APRCC.
Sekretaris Jenderal dan Direktur KN-CRI Setyabudhi Zeber menegaskan bahwa tema APRCC 2011 menunjukkan adanya komitmen industri kimia di kawasan Asia-Pasifik untuk mencapai SAICM Goal 2020 dengan meminimalkan dampak bahan kimia terhadap lingkungan dan umat manusia.(**)
Pemerintah Dorong Industri Kimia Terapkan Etika Bisnis
Rabu, 26 Oktober 2011 14:14 WIB