Lombok Tengah (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kerja Regional 8 Bali Nusra menjelaskan kondisi perbankan yang ditandai dengan adanya pertumbuhan perbankan meliputi aset, kredit dan dana pihak ketiga.
"Kondisi pasar modal ditandai dengan meningkatnya jumlah investor, nomor tunggal investor dan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) yang berbasis syariah pun menjadi satu pilar kekuatan di industri keuangan, " kata Deputi Direktur Pengawasan OJK, Rochman Pamungkas, di Lombok Tengah, pada minggu.
Ia juga mengatakan kondisi pertumbuhan perbankan Bali- Nusra yang di lihat dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan aset perbankan untuk Bali sekitar 11,68 persen, NTB 11,00 persen dan NTT 9,12 persen.
Sedangkan untuk dana dari pihak ketiga di lihat berdasarkan pertumbuhan dari tahun ke tahun yaitu 8,91 persen untuk Bali, selanjutnya sekitar 17,59 persen bagi perbankan di NTB dan 4,59 persen bagi perbankan di NTT.
Selain itu, terdapat pertumbuhan aset, kredit, dan dana yang berasal dari pihak ketiga sektor perbankan Bali- Nusra mengalami pertumbuhan (YoY) bulan April 2019 berturut-turut sebesar 11,10 persen, 7,09 persen, dan 9,74 persen.
Baca juga: 940 Fintech kredit ilegal dominasi operasi pinjaman online
Sementara itu kondisi pasar modal secara regional juga menunjukan pertumbuhan pada April 2019 dibandingkan April 2018 di lihat daripeningkatan jumlah Single Investor Identification (SID) yaitu nomor tunggal identitas investor pasar modal yang bertambah signifikan.
Dia mengatakan kondisi perbankan khususnya di Bali tidak mengalami gangguan yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi juga yang di dalamnya termasuk pertumbuhan perbankan diharapkan menunjukkan perkembangan yang meningkat.
"Semoga bisa membaik dari tahun - tahun sebelumnya, dan menyiapkan strategi lebih selektif dan fokus dalam upaya menyelesaikan masalah - masalah yang dihadapi," katanya.
Baca juga: OJK adakan pelatihan bersama media di Mandalika
OJK Jelaskan kondisi pertumbuhan perbankan Bali-Nusra
Minggu, 30 Juni 2019 17:45 WIB