Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 500 dokter dari seluruh Indonesia akan mengikuti Kongres Nasional Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) XVI yang rencananya digelar di Bali, pada 21-23 Oktober 2011.
"Kongres kali ini akan diikuti sekitar 500 dokter, baik spesialis maupun umum yang berminat dalam penanganan osteoporosis atau keropos tulang," kata Prof Dr Ketut Siki Kawiyana di Denpasar, Jumat.
Dia mengatakan, osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang saat ini mengalami kemajuan luar biasa, baik dalam hal terapi maupun tata laksana pengobatannya.
Menurut Prof Siki, keropos tulang tidak menimbulkan gejala sehingga sulit terdeteksi sejak dini. Penyakit itu baru diketahui setelah mengalami patah tulang, sehingga perlu penanganan dengan biaya yang sangat tinggi.
"Berdasarkan pengalaman, biasanya keropos tulang itu menyerang para orang lanjut usia di atas 60 tahun, baik pria maupun wanita. Namun yang paling cepat terserang adalah kaum hawa, terutama yang sudah menopause," ujarnya.
Siki menjelaskan, jika pasien sudah mengalami patah tulang maka diperlukan penanganan yang lebih konprehensif untuk mencegah kecacatan maupun ketidakmampuan.
Hal itu untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik, sesuai dengan tema kongres, yakni "Quality of Life Will be Better Through Bone Quality".
"Tujuan kongres ini untuk meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme dokter di bidang tersebut guna menghadapi persaingan global," katanya.(**)