Stadler Rail dan PT Inka akan memproduksi kereta api regional, "light rail vehicle" dan kereta dalam kota atau metro, kata siaran pers KBRI Bern yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pembangunan dimulai pada 2020 dengan kapasitas 250 unit per tahun dan akan mencapai 500 unit pada 2025 dan 1000 unit per tahun pada 2030.
Menurut siaran pers itu, rencana tersebut diutarakan oleh pemilik Stadler Rail dalam serangkaian pertemuan dengan Menteri BUMN, Menteri Perindustrian dan Menko Maritim di Jakarta pada Rabu (6/3).
Dalam kunjungan ini pemilik Stadler, Peter Spuhler dan sejumlah petinggi perusahaan itu didampingi Duta Besar RI untuk Swiss Muliaman D Hadad, pimpinan PT Inka dan Ketua Komite Indonesia Swiss Asian Chamber of Commerce Jesse NG.
Dikatakan, Stadler juga memaparkan target pasar hasil produksi Stadler-Inka yaitu selain untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia juga diekspor ke negara Asia dan Pasifik serta Afrika Sub Sahara.
"Tidak hanya hanya kebutuhan domestik yang tinggi, produksi Stadler-Inka ini juga dapat dipasarkan di pasar ASEAN, Australia dan negara negara Afrika, " kata Muliaman D Hadad.
Hubungan historis Indonesia dengan Afrika merupakan nilai tambah dalam mempermudah pemasaran produksi Stadler Inka ke Afrika, katanya.
Pimpinan Stadler dan Dirut PT Inka telah menandatangani Head of Statement untuk membangun pabrik di Banyuwangi di hadapan Bupati Banyuwangi Azwar Anas pada 7 Maret 2019.
Investasi Stadler di Indonesia merupakan tindak lanjut dari pendekatan kepada Stadler yang dilakukan Muliaman Hadad dan Ketua Komite Indonesia SACC Jesse NG dari Bajak GmbH. PT Inka juga telah mengunjungi Stadler di Bussnang, Swiss dan delegasi Stadler telah bertemu dengan pimpinan Inka dan meninjau fasilitas pabrik Inka di Madiun.
(AL)