Denpasar (Antara Bali) - Memerangi kelompok terorisme di dunia harus dilakukan secara bersama-sama, karena dengan langkah itu akan lebih efektif, kata Uztad Muhamed Feisal dari Religious Rehabilitation Group (RRB) Singapura.
"Kalau hanya dilakukan secara parsial di masing-masing negara tentu akan sangat sulit, tapi jika dilakukan bersama-sama akan mampu mempersempit gerakan kelompok tersebut," katanya di Nusa Dua, Kamis.
Pada "International Seminar On Deradicalization" itu, ia mengatakan, para teroris memandang bahwa tindakan yang dilakukan untuk menegakkan kebenaran, padahal sesungguhnya adalah menyesatkan.
"Biasanya kelompok ini dari kalangan garis keras dan memiliki doktrin dalam ajaran kepercayaannya," ujarnya.
Dikatakan, untuk memerangi dan memberantas terorisme tidak bisa dilakukan secara gegabah, melainkan perlu secara serius melibatkan berbagai pihak.
"Sebab kelompok teroris ini tujuannya tiada lain untuk mengubah tatanan kehidupan. Bila kelompok garis keras ini sampai mampu menguasai suatu negara, maka mereka akan melakukan teror bagi siapa saja yang dianggap musuhnya," ucapnya.
Sementara itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto mengatakan pelaku terorisme telah memanfaatkan perangkat modern hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta komunikasi global, untuk melakukan aksinya dan memperkuat jaringan.
Dikatakan, kemajuan teknologi informasi dimanfaatkan teroris untuk menciptakan hubungan di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia.
Oleh karena itu, kata Djoko, perlu digunakan pendekatan komprehensif untuk menghadapi terorisme.(*)
Perangi Terorisme Di Dunia Harus Bersama-Sama
Kamis, 8 September 2011 15:25 WIB