Denpasar (Antaranews Bali) - Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali mengalami erupsi pada Kamis Pukul 04.34 WITA, selama 3 menit 40 detik, dengan sinar api yang teramati dari Bukit Asah, namun tinggi kolom abu saat erupsi itu tidak teramati.
Kepala Pos Pantau Gunung Agung Dewa Made Merthe Yasa, di Denpasar, Kamis, menjelaskan tinggi kolom abu yang tidak teramati itu terekam dari data seismogram. "Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 17 mm dan durasi kurang lebih 3 menit 40 detik," katanya.
Gunung api dengan tinggi 3.142 meter di atas permukaan laut tersebut sempat terpantau mengalami tektonik jauh hanya satu kali dengan amplitudo 22 mm dengan durasi 110 detik.
Ia mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak berada atau tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas di zona perkiraan bahaya di dalam radius 4 km dari kawah puncak gunung, karena sejumlah desa dilaporkan sudah terpapar abu vulkanik.
Zona perkiraan bahaya itu, bersifaf dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual atau terbaru. "Saat ini PVMBG masih menetapkan gunung api itu dalam status siaga atau level III," ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, mengalami erupsi serupa pada Jumat, 8 Februari 2019, dengan teramati sinar api selama 1 menit 37 detik pada Jumat itu pukul 00.12 WITA. Namun saat terjadi erupsi itu, kolom asap tidak teramati karena tertutup kabut. (ed)