Denpasar (Antaranews Bali) - Bank BNI mendorong ekspor pelaku usaha kecil menengah di Bali untuk memperluas pangsa pasar karena memiliki peluang besar dengan kekayaan alam dan budaya yang memberi keunikan tersendiri bagi produk khas Pulau Dewata.
"Kami mendukung pemerintah dalam meningkatkan cadangan devisa dengan memberikan fasilitas keuangan untuk perdagangan yang mudah dan cepat," kata Pemimpin BNI Kantor Wilayah Bali, NTB dan NTT Eko Setyo Nugroho dalam bincang-bincang "Bali International Trade" di Sanur, Bali, Senin.
Menurut dia, bank BUMN itu memiliki produk dan jasa layanan keuangan baik berupa pinjaman dan dukungan transaksi termasuk transaksi lindung nilai terhadap pergerakan kurs rupiah terhadap valuta asing.
Pihaknya juga menjembatani peluang eksportir Indonesia khususnya Bali untuk membuka kesempatan perdagangan lebih besar dengan para importir luar negeri melalui laman dalam jaringan balitradegallery.com.
Untuk setiap produk yang disiapkan dalam melayani nasabah bertransaksi internasional, kata dia, didukung jaringan kantor cabang yang tersebar di sejumlah negara. Saat ini, bank pelat merah itu memiliki jaringan kantor di Singapura, Hong Kong, Tokyo dan Osaka, Seoul, New York, London dan Yangon di Myanmar.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, Putu Astawa, mengatakan salah satu pangsa pasar untuk ekspor produk dari Indonesia khususnya Bali yang menjanjikan adalah Jepang.
Ketika memberikan sambutan dalam bincang-bincang itu, ia menuturkan Jepang merupakan negara yang paling banyak menyerap produk perikanan seperti ikan tuna dari Bali.
Selain Jepang, lanjut dia, banyak produk fesyen Bali diekspor ke Amerika Serikat, tekstil, perhiasan perak, kerajinan kayu dan bambu ke sejumlah negara seperti China dan negara di Eropa serta produk spa ke negara-negara di Afrika.
"Momentum ini mendorong upaya eksportir memperluas pasar termasuk meningkatkan lapangan kerja yang sejalan dengan upaya pemerintah," katanya.
Sementara itu Ketua Umum Jaringan Bisnis Indonesia-Jepang Suyoto Rais yang turut hadir dalam kesempatan itu mengatakan produk Indonesia menduduki posisi 10 besar yang diimpor negeri sakura itu tahun 2017. (ed)