Denpasar (Antaranews Bali) - Para dokter hewan dari kawasan Asia melaksanakan Kongres Federasi Dokter Hewan Asia (FAVA) ke-20 di Nusa Dua, Bali, pada 30 Oktober sampai 3 November 2018.
Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) Dr drh Agus Lelana, Sp.MP, yang mengikuti kegiatan itu di Nusa Dua, Bali, Kamis menjelaskan Federation of Asian Veterinary Association (FAVA) didirikan pada tahun 1978 oleh enam asosiasi veteriner dari Taiwan, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, dan Filipina sebagai pemrakarsa.
Ia mengatakan sejak saat itu FAVA melaksanakan kongresnya setiap dua tahun sekali, sementara "Executive Council" FAVA bertemu setiap tahun.
Kepemimpinan FAVA dipilih di muka untuk masa kepengurusan dua tahun. Dengan demikian seorang presiden dipilih untuk melaksanakan kepengurusannya dua tahun sesudah terpilih.
Selama menunggu sebagai president terpilih yang bersangkutan dapat mengikuti kepengurusan sebelumnya dan dengan demikian estafet kepemimpinan dapat dilaksanakan dengan mulus.
Agus Lelana, yang juga pengurus di Pengurus Besar Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), menjelaskan bahwa pada Kongres FAVA 2016, Ketua Umum PB PDHI Dr Heru Setijanto, terpilih menjadi Presiden FAVA periode 2018-2020, sehingga penyelenggaraan Kongres FAVA dan "Council Meeting" tahun 2018 dilaksanakan oleh Indonesia.
Ia mengatakan bahwa sebuah kejadian yang penting terjadi dalam sejarah FAVA ketika asosiasi-asosiasi veteriner Australia dan Selandia Baru ikut bergabung.
Walaupun dokter hewan Australia dan Selandia Baru dapat dikategorikan sebagai bukan Asia, katanya, mereka sadar dan tidak bisa mengelak bahwa secara geografis, profesional, dan komersial, mereka terikat dengan Asia.
Karena itu, Australia Veterinary Associations dan New Zealand Veterinary Associations memilih untuk bergabung dengan FAVA. Sebagai organisasi regional, FAVA dianggap berhasil mencapai tujuannya untuk mendorong hubungan dan pemahaman lebih baik di antara para dokter hewan Asia, sesuatu yang sebelum tahun 1978 tidak dijumpai.
Karena itu, pencapaian ini dianggap sebagaipencapaian paling penting dari FAVA, yang juga dibuktikan dengan semakin banyaknya asosiasi-asosiasi veteriner regional yang bergabung.
Sampai saat ini, asosiasi veteriner yang telah tergabung dengan FAVA adalah Afghanistan Veterinary Association (AfVA), Australian Veterinary Associations (AVA), Bangladesh Veterinary Association (BVA), Hong Kong Veterinary Association (HKVA) dan Indian Veterinary Associations (InVA).
Kemudian, Indonesia Veterinary Medical Associations (IVA), Japan Veterinary Medical Association (JVMA), Korean Veterinary Medical Association (KVMA), Veterinary Associations of Malaysia (VAM), Mongolian Veterinary Medical Association (MVMA), dan Myanmar Veterinary Association (MVA).
Selanjutnya, Nepal Veterinary Association (NVA), New Zealand Veterinary Association (NZVA), Federation of Veterinary Associations of Pakistan (FVAP), Philippines – Philippines Veterinary Medical Association (PVMA), Singapore Veterinary Association (SVA), Sri Lanka Veterinary Association (SrVA), Taiwan Veterinary Medical Association (TwVMA), Thailand Veterinary Medical Association under the Royal Patronage (TVMA), dan Vietnam Veterinary Association (VVA)
Sementara itu, Gubernur Bali I Wayan Koster, pada Kamis membuka Kongres WAVA ke-20 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), yang juga dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Dr drh I Ketut Diarmita, Presiden Asosiasi Dokter Hewan Indonesia (IVMA) Dr drh Heru Setijanto. Kongres itu, yang dirangkai dengan Kongres IVMA ke-28 diikuti lebih kurang 1.000 peserta dari berbagai negara. (ed)