Abiansemal (Antaranews Bali) - Desa Bongkasa Pertiwi masuk dalam wilayah Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah melalui Perda Nomor 47 Tahun 2010. Sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani dan peruntukan lahan utamanya berupa pertanian padi lahan basah.
Desa Bongkasa Pertiwi juga dilewati Sungai Ayung, salah satu sungai tertua dan terpanjang di Bali. Sungai ini juga memenuhi kebutuhan pengairan untuk pertanian, perkebunan dan peternakan. Selebihnya aktivitas bertanam dan peternakan tersebut menjadikan Bongkasa Pertiwi memiliki sajian "landscape" yang menarik bagi wisatawan.
Sebagai desa wisata, Desa Bongkasa Pertiwi mengoptimalkan kekayaan alamnya. Wisata alam dan wisata buatan dikembangkan di Bongkasa Pertiwi. Dari aspeksosial - budaya, kegiatan ritual keagamaan di areal sawah dan Pura Kahyangan Tiga menjadi daya tarik tersendiri. Dari sisi arsitektur Pura dan rumah tradisional Bali menjadi simbol budaya dan Bongkasa Pertiwi sebagai pusat kerajinan perak. Selain itu wisata buatan yang memacu adrenalin dapat dijumpai pada obyek wisata swing, arung jeram, paintball dan ATV (All Terrain vehicles).
Selain pertanian dan wisata, desa ini juga memiliki potensi peternakan. hampir setiap keluarga penduduk desa ini memelihara ternak terutama sapi dan babi. Rata-rata setiap keluarga memelihara 2 ekor babi dan 1 ekor sapi.
Memelihara ternak ini sudah menjadi budaya secara turun temurun.Ternak dipelihara secara tradisional dengan sistem kandang. Sistem konvensional ini yang kemudian membawa dampak banyaknya kotoran ternak yang tidak terkelola dan terkumpul di ruang terbuka. Kotoran yang terekspose tersebut berpotensi menimbulkan polusi udara dan mencemari air dan tanah secara estetika, keelokan desa wisata juga terganggu dengan limbah ternak tersebut.
Ketua BUMDes Mandala Sari, Ida Bagus Gede Manu Drestha, berusaha memetakan potensi dari masalah tersebut. "Sering sekali limbah ternak tersebut menimbulkan bau yang kurang sedap, mencemari lingkungan dan dapat menjadi sumber penyakit. Bahkan pada musim hujan kotoran-kotoran ini hanyut melalui selokan dan sampai di Sungai Ayung, sehingga mencemari sungai," katanya.
Gangguan dari limbah ternak ini kemudian menjadi tantangan bagi BUMDes Mandala Sari yang bekerja sama dengan PT. Tirta Investama-Pabrik AQUA Mambal. Limbah ternak yang mengganggu potensi wisata selama bertahun-tahun dapat kita lihat sebagai peluang. Peluang apa yang kemudian bisa dikembangkan BUMDes Mandala Sari bersama Pabrik AQUA Mambal. (*)