Denpasar (Antaranews Bali) - Pulau Bali tidak pernah lepas dari sorotan mata dunia karena memiliki daya tarik pada keindahan alam, seni, budaya, tradisi, adat dan keramah-tamahan masyarakatnya, sehingga menjadi salah satu dari sekian pulau di dunia yang sangat diminati para pelancong dari berbagai negara.
Untuk mewujudkan "keindahan" Bali yang "adiluhung" dalam konsep alam, seni dan budaya itulah, rasa aman dan nyaman serta "santhi" (damai) bagi para wisatawan itu menjadi prioritas utama dari jajaran Kepolisian Daerah Bali dengan dibantu TNI bersama Pemerintah Provinsi Bali yang secara serius memberikan jaminan keamanan bagi para pelancong dari mancanegara ini.
Apalagi, Pulau Bali akan menjadi tuan rumah bagi Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB), yang berlangsung di Nusa Dua, Provinsi Bali pada 8-14 Oktober 2018, yang tentu keamananya menjadi sorotan dunia internasional.
Kapolda Bali, Irjen Pol. Petrus R. Golose saat ditemui beberapa waktu lalu secara tegas mengatakan, keamanan Pulau Bali menjelang IMF-WB akan menjadi fokus utama kepolisian dalam mencegah aksi-aksi yang dapat mengganggu keamanan wilayah di Pulau Dewata.
Tidak tanggung-tanggung, Kapolda Bali menginstruksikan seluruh jajaran Polres dan Polsek yang ada di masing-masing kabupaten/kota agar menerjunkan personel dengan kekuatan penuh agar siaga mengamankan "pintu masuk" Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padang Bai, sehingga para delegasi IMF-WB yang datang dapat merasa aman dan nyaman.
Tantangan Bali menjadi tuan rumah IMF-WB sangatlah besar, mengingat akan ada 189 negara yang datang ke Bali dengan jumlah peserta VVIP kurang lebih 15.000 orang, dengan jumlah stafnya yang mencapai 20.000 orang lebih yang datang ke Pulau Bali yang rata-rata merupakan orang-orang berduit dan berpengaruh di mata dunia.
Untuk menyukseskan hajatan internasional itu, Jenderal bintang dua yang sudah dua tahun bertugas di Polda Bali itu meminta agar semua pihak berkomitmen untuk mewujudkan keamanan dan kenyamanan Pulau Dewata, sehingga para delegasi dan wisatawan yang datang betul-betul menganggap Bali menjadi "rumah kedua" mereka.
"Bali betul-betul memiliki aura positif, hal ini terbukti banyak orang asing yang ingin datang ke Bali. Apalagi dalam waktu dekat Bali akan menjadi tuan rumah pelaksanaan IMF-W, jadi saya meminta pemangku kepentingan dan tokoh masyarakat, tokoh adat, serta warga Bali agar berkomitmen menjaga keamanan wilayahnya masing-masing," ujar Golose.
Nama Indonesia akan menjadi pertaruhan dalam pelaksanaan IMF-WB ini, demikian juga Bali. Apabila pelaksanaan ini terjadi gangguan akibat oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, bukan tidak mungkin Pulau Bali akan ditinggalkan oleh para wisatawan mancanegara yang sudah menjadi langganan untuk berlibur ke daerah ini.
Oleh karenanya, Polri dibantu anggota TNI siap menjaga keamanan Pulau Dewata, bahkan sejak 1 Oktober 2018 akan datang dukungan dari 11 Polda se-Indonesia yang turun langsung ikut menjaga wilayah Bali menjelang IMF-WB, yang bukan tidak mungkin setiap persimpangan jalan maupun gang-gang kecil di Nusa Dua Bali akan dijaga ketat oleh anggota kepolisian bersama anggota TNI.
Kesiapsiagaan anggota kepolisian ini, juga akan didukung sarana dan prasarana mutakhir dalam pengamanan wilayah menjelang pertemuan itu, salah satu diantaranya menerjunkan puluhan mobil patroli kepolisian beserta perlengkapan persenjataan yang diberikan kepada anggota kepolisian.
Dukungan pengamanan di lokasi pertemuan IMF-WB nanti, juga dibantu anggota Kodam IX/Udayana yang dalam pengamanan acara itu akan menerjunkan pasukan elit dari Detasemen Kavaleri IV/Sima Pasopati yang bermarkas di Kuta, Bali.
Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto saat meresmikan Detasemen Kavaleri IV/Sima Pasopati pada beberapa waktu lalu juga secara tegas mengatakan, siap mengerahkan ribuan personel untuk mengamankan titik strategis menjelang WB-IMF.
Khusus dari Detasemen Kavaleri 4/Sima Pasopati Kodam IX/Udayana, jenderal bintang dua ini juga menyatakan, akan menurunkan tiga kompi yang memiliki 34 sarana temput (ranpur) yang telah ada di Wilayah Bali, NTB dan NTT, sehingga semakin meningkatkan kemanana Bali menjelang pertemuan itu.
"Kami ingin membuat para delegasi dari negara-negara peserta IMF merasa aman di Bali dan kami siap memberikan jaminan keamanan yang profesional," katanya.
CCTV, KRI, BPBD
Selain Polri dan TNI, kalangan pemerintah daerah juga ikut siap mendukung pengamanan IMF-WB, yang salah satu dukungannya dengan pemasangan kamera pengintai yang saat ini sudah dilakukan oleh Pemkab Badung.
Di Kabupaten Badung, sudah terpasang 168 titik lokasi kamera pengintai yang juga sudah terkoneksi dengan "command center" milik Polda Bali, yang tercatat total ke seluruh CCTV yang telah terpasang di sejumlah titik pertemuan IMF sebanyak 380 kamera.
"Total CCTV yang terpasang ini, tercatat dimiliki ITDC sebanyak 110 titik lokasi, kamera pengintai milik Pemkab Badung sebanyak 168 titik lokasi, CCTV di Kuta 48 unit, pintu masuk ke Bali 23 unit, 20 unit CCTV milik Ditlantas Polda Bali dan 28 unit yang ada di Markas Komando," ujar Kapolda Bali.
Bali yang dikenal masyarakat dunia sebagai "pulau seribu pura", juga tidak pernah lepas dari ancaman kejahatan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, yang antara lain aksi terorisme, premanisme, jambret, hingga ancaman kejahatan transnasional lainnya.
Terkait ancaman "kejahatan jalanan" itu, Kepolisian Daerah Bali yang juga dibantu jajaran anggota Kodam IX Udayana juga secara terus menerus melakukan koordinasi intensif untuk menemukan langkah-langkah strategis dalam menumpas aksi kriminalitas yang sering menjadi momok bagi para wisatawan atau pelancong yang datang ke Bali.
Menjelang IMF-WB khususnya, Polda Bali melalui perpanjangan tangan polsek-polsek yang ada di Wilayah Kuta, telah menangkap sejumlah pelaku jambret atau copet yang sangat meresahkan wisatawan, sehingga saat pertemuan ini berlangsung sudah tidak ada lagi aksi kriminalitas tersebut pada sejumlah objek wisata yang ada di Kuta.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Hengky Widjaja menegaskan bahwa Kapolda Bali sudah menginstruksikan anggotanya agar memberantas kejahatan transnasional dan aksi kejahatan jalanan lainnya, mengingat dalam waktu dekat Pulau Dewata menjadi "host" IMF-WB.
"Komitmen Bapak Kapolda Bali ini juga disampaikan kepada pihak Kepolisian Instambul, saat melakukan kunjungan ke negara itu, bahkan Polda Bali siap bekerja sama dengan Kepolisian Turki dalam upaya pemberantasan kejahatan transnasional," ujarnya.
Kapolda Bali, juga telah menginstruksikan jajaran dibawahnya agar memberikan tindakan tegas dengan melakukan tembak di tempat kepada pelaku kejahatan yang mencoba melakukan perlawanan terhadap petugas, sehingga dapat memberikan efek jera para pelaku kriminalitas yang mencoba-coba mengganggu keamanan Bali.
Keseriusan kepolisian di Pulau Dewata untuk memberantas aksi kriminalitas ini, juga diwujudkan dengan adanya latihan bersama para perwira polisi di Polda Bali untuk melakukan latihan bersama dengan Kepolisian Turki dalam upaya penanganan dan penanggulangan aksi terorisme menjelang Pertemuan Tahunan IMF-WB.
Melalui pertukaran personel ini, kata Kapolda Bali, akan menambah jam terbang dan kemampuan menembak para perwira kepolisian Polda Bali dalam belajar tentang penanggulangan "foreign terorist fighter" dan "cyber crime" bersama Kepolisian Instambul.
Pengamanan wilayah Bali dari ancaman teroris juga dilakukan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar, Kodam IX/Udayana yang turut ambil bagian dalam menjaga daerah pesisir pantai di Pulau Dewata menjelang pertemuan IMF itu.
Pembentukan satuan gabungan pengamanan wilayah laut, diakui Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Denpasar, Kolonel Laut (P) Henricus Prihantoko juga menjadi titik sentral dalam pencegahan masuknya terorisme dari wilayah laut.
Dalam pelaksanaannya, TNI AL juga bekerja sama dengan petugas Pamwil yang ada di seluruh perairan di Pulau Dewata dengan mengerahkan kapal perang RI (KRI) yang dimiliki masing-masing, sehingga potensi ancaman kemanan di laut juga akan dijaga ketat.
"Ancaman dari alam, khususnya di laut, memang sulit dihindari, seperti saat ini cuaca di laut masih kurang bersahabat dengan adanya gelombang yang masih cukup tinggi dan angin yang masih kencang," ujarnya.
Tidak hanya penanggulangan kejahatan jalanan, aksi terorisme maupun ancaman pengamanan wilayah laut yang menjadi fokus dalam memberikan rasam aman kepada para delegasi dan wisatawan.
Jajaran Komando Daerah Militer IX/Udayana bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga siap melakukan upaya penanggulangan bencana alam jika terjadi saat pertemuan itu berlangsung, karena gempa bumi yang mengguncang Lombok, NTB, juga sangat dirasakan hingga ke Pulau Bali.
Tidak hanya kesiapan, jajaran Polri dan TNI juga telah melakukan latihan pendahuluan dalam bentuk Tactical Floor Game (TFG) di Mabes pada 6-7 September 2018 untuk memastikan persiapan yang dilakukan telah benar-benar siap secara operasional. (ed)