Jakarta, (Antaranews Bali) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mewakili Pemerintah dan Rakyat Indonesia telah menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mantan Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan pada usia 80 tahun.
"Sosok Kofi Annan yang sangat peduli dan pemikirannya yang maju, tentu akan selalu kita kenang. Beristirahatlah dalam damai, Pak Annan," kata Menlu Retno dalam pernyataan resminya di Jakarta, Sabtu malam.
Berdasarkan keterangan resmi dari Yayasan Kofi Annan, mantan sekjen PBB ke-7 dan orang Afrika berkulit hitam pertama yang menjabat posisi itu telah meninggal dengan tenang setelah menderita sakit ringan dan mendapatkan perawatan di sebuah rumah sakit di Bern, Swiss.
Annan telah beberapa tahun tinggal di Jenewa, Swiss, setelah purnatugas dari jabatannya sebagai sekjen PBB.
"Saya kehilangan seorang teman dan mitra dalam membahas berbagai isu internasional, dan saya telah belajar banyak dari Kofi Annan tentang perdamaian dan kemanusiaan," kata Retno.
Penerima Nobel Perdamaian pada 2001 tersebut telah menjalin komunikasi yang intensif dengan Mnelu Retno dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus internasional yang dipilih otoritas Myanmar pada 2017 untuk menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik yang menimpa etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Annan juga pernah mengunjungi Indonesia sebagai salah satu pembicara kunci dalam Bali Democracy Forum (BDF) ke-9, sebuah pertemuan tahunan yang digagas Indonesia untuk memajukan demokrasi dan perdamaian di dunia.
Dalam pidato kuncinya, Annan memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika Indonesia sebagai contoh yang baik bagi dunia karena mampu menyatukan beragam etnis, budaya, dan bahasa dalam persatuan bangsa.
"Saya berterima kasih kepada Indonesia karena menempatkan pluralitas dan kemajemukan sebagai landasan yang penting untuk persatuan," kata dia dalam pembukaan BDF ke-9 di Nusa Dua, Bali, Desember 2016, yang juga dihadiri Presiden Joko Widodo.
Annan kembali mengunjungi Indonesia sebagai salah satu pembicara dalam kegiatan AdAsia 2017 di Nusa Dua, Bali.
AdAsia 2017 itu merupakan konferensi periklanan yang diselenggarakan Asian Federations of Advertising Association (AFAA) yang membahas berbagai isu mengenai perkembangan industri pemasaran dan periklanan di wilayah Asia Pasifik. (AL)