Denpasar (Antaranews Bali) - Calon Gubernur Bali terpilih Wayan Koster menginginkan bupati/wali kota di daerah itu jangan sampai menonjolkan egoisme wilayah, meskipun ada kepala daerah yang menuai kekalahan dengan dirinya dalam Pilkada Bali 2018.
"Sebagai kepala daerah di Bali, sekaligus wakil pemerintah pusat di Bali, gubernur adalah kepanjangan tangan pemerintah pusat, yang harus mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan di Bali secara keseluruhan dan memimpin kepala daerah yang ada di Bali," kata Cagub Koster usai rekapitulasi hasil penghitungan suara Pilkada Bali di KPU Bali, di Denpasar, Minggu.
Sebelumnya pasangan Cagub-Cawagub Bali nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) dalam Pilkada Bali 2018 "bertarung" melawan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra yang berpasangan dengan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).
"Seorang gubernur harus bisa menjalin koordinasi dan komunikasi secara efektif dengan semua kepala daerah di Bali. Saya kira tidak boleh ada egoisme wilayah, kepentingan bersama kita adalah membangun Bali secara keseluruhan secara bersama-sama yang harus melibatkan semua pihak," ujarnya.
Koster yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali itu mengatakan bahwa masyarakat Bali sudah menentukan pilihannya pada 27 Juni lalu dan hasilnya sudah ditetapkan, sehingga sebaiknya dinamika politik yang terjadi selama tahapan Pilkada Bali agar diakhiri.
"Mari kita menyatukan pikiran dan langkah membangun Bali ke depan untuk kepentingan masyarakat Bali. Saya ingin menerapkan pembangunan Bali secara menyeluruh, secara terintegrasi di semua kabupaten/kota, bahkan akan dijalankan dengan konsep 'one island dan one management," ucapnya.
Menurut Koster, tidak ada kabupaten/kota yang akan "ditinggal" pembangunannya hanya gara-gara urutan politis hasil dari Pilkada Bali 2018. "Saya tidak akan menggunakan pendekatan politis seperti itu, ada standar minimum yang harus kami jalankan di seluruh wilayah Bali dengan pola pembangunan berencana," ujarnya.
Mantan anggota DPR RI itu berkomitmen akan bekerja dengan secepat-cepatnya menyusun rancangan sejumlah peraturan daerah, peraturan gubernur hingga menjabarkan visi misi ke dalam RPJMD Bali untuk memenuhi harapan masyarakat Bali.
"Tidak ada istilah program kerja 100 hari. Yang ada masa kerja lima tahun, tetapi akan ada yang diselesaikan dalam waktu satu bulan, dua bulan, enam bulan, satu tahun juga ada dan seterusnya," kata cagub asal Kabupaten Buleleng itu.
Dalam rapat pleno rekapitulasi di KPU Provinsi Bali itu, pasangan nomor urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) memperoleh total 1.213.075 suara (57,68 persen). Perolehan suara pasangan Koster-Ace unggul sebesar 323.145 suara dibandingkan pasangan nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta) yang memperoleh 889.930 suara (42,32 persen). (lhs)