Surabaya (Antaranews) - Musisi Indra Lesmana menciptakan sejumlah komposisi musik bernuansa cadas "Progressive Rock" dengan melibatkan sejumlah musisi muda berlabel "Indra Lesmana Project" setelah terinspirasi dari peristiwa erupsi Gunung Agung.
"Kebetulan rumah saya di Bali berdekatan dengan Gunung Agung. Saat Gunung Agung erupsi pada September tahun lalu, saya ikut membantu proses evakuasi warga yang terdampak letusan,"ujarnya dalam jumpa pers menjelang konser "showcase" Indra Lesmana Project di Surabaya, Sabtu malam.
Peristiwa itu menginspirasinya sehingga tercipta sejumlah karya musik. Demo karyanya kemudian diunggah ke media sosial "Instagram"
"Banyak komentar yang masuk mengatakan demo karya yang saya unggah ke instagram ini jauh dari warna jazz dan lebih diterima masyarakat sebagai Progressive Rock," katanya.
Bagi Indra, yang selama ini sudah kadung melekat sebagai musisi jazz, sebenarnya dalam bermusik tidak pernah terikat ke dalam satu genre musik apapun.
"Saya juga pernah bermain musik rock bersama Ian Antono dan Nicky Astria di era 1980-an," ucapnya.
Namun diakuinya dirinya memang lebih menguasai musik jazz. Maka untuk melanjutkan demo karyanya yang telah diunggah di Instagram, Indra menerima segala masukan dan berniat menyempurnakannya untuk benar-benar menjadi "Progressive Rock" sebagaimana komentar dari banyak masyarakat.
"Energinya karya demo musik ini memang dahsyat karena inspirasinya dari letusan Gunung Agung. Kalau saya menyebutnya `Art Music`," ucapnya.
Untuk mewujudkannya, Indra menggandeng musisi-musisi muda yang lebih menguasai genre musik rock dengan membuka audisi melalui media sosial instagram itu pula. "Saya menyeleksi ratusan musisi muda dari berbagai daerah yang mersepon demo karya saya di Instagram," katanya.
Hingga akhirnya terpilih sejumlah musisi yang tergabung dalam Indra Lesmana Project. Mereka adalah pemain bas Shadu Shah asal Jakarta, gitaris Kharisma asal Jakarta, gitaris Muhammad Rayhan Syarif asal Jakarta, drummer Hata Arystya asal Surabaya, dan vokalis Togar P.O Naibaho asal Jakarta.
Mereka kemudian berproses kreatif melalui "Virtual Workshop" dengan membuat grup di media sosial "Whatsapp", "Cloud" dan "Google Drive".
Setelah dua bulan berproses, Indra Lesmana Project menghasilkan mini album "Sacred Geometry", yang berisi empat bagian komposisi, masing-masing berjudul "Awakening", "Acknowledge", "Ascension", dan "Acceptation", yang semuanya bernuansa cadas "Progressive Rock". (ed)
"Indra Lesmana Project" terinspirasi Gunung Agung
Minggu, 1 Juli 2018 11:57 WIB
Energinya karya demo musik ini memang dahsyat karena inspirasinya dari letusan Gunung Agung. Kalau saya menyebutnya "Art Music"