Nusa Dua (Antaranews Bali) - Forum Indonesia Afrika (IAF) berhasil menambah nilai transaksi perdagangan mendekati 500 juta dolar AS sehingga total potensi kesepakatan dagang dalam dua hari pertemuan itu mencapai sekitar 2,3 miliar dolar AS.
"Ini sesuatu hal yang luar biasa yang terjadi dalam waktu singkat," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam pernyataan bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam Forum Indonesia-Afrika (IAF) di BNDCC, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Rabu.
Pada hari pertama forum tersebut, 10 kesepakatan kerja sama ekonomi ditandatangani dengan nilai perdagangan mencapai 586,56 juta dolar AS.
Kesepakatan bisnis itu dilakukan Indonesia Eximbank dengan African Eximbank, Indonesia Eximbank dengan Standard Chartered, Indonesia Eximbank dan Commercebank, PT Dirgantara Indonesia dengan A.D Trade Belgium dan PT PAL dengan A.D Trade Belgium.
Selain itu PT Wijaya Karya (Wika), Indonesia Eximbank dan Chief of Cabinet Nigeria, PT Timah dan Topwide Ventures, PT Sri Rejeki Isman (Sritex Group) dan Global Textile, GMF Aero Asia, Max Air dan Ethiopian Airlines serta PT Perusahaan Perniagaan Internasional dan Madaranch Madagaskar.
Dalam IAF juga diumumkan rencana bisnis 11 perusahaan di Afrika dengan potensi nilai perdagangan mencapai sekitar Rp1,3 miliar dolar AS yakni PT Wika di Algeria, Nigeria dan Mozambik, PT PAL Indonesia di Gabon, Guinea Bissau dan Senegal, Pertamina di Nigeria, dan PT INKA di Zambia.
Selain itu Indonesia Eximbank dan ICIEC di 24 negara serta Ethiopian Airlines untuk penerbangan langsung Addis Ababa-Jakarta.
Enggartiasto mengatakan forum tersebut dinilai efektif dalam mendalami pasar Afrika yang saat ini menjadi pasar baru bagi perdagangan Indonesia yang bertemu dalam satu panggung.
"Negara peserta meminta forum ini digelar rutin," ucap Enggartiasto sembari tersenyum lebar. (WDY)