Wakil Ketua TPID Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Sabtu, menjelaskan operasi pasar akan digelar berkelanjutan bekerja sama dengan Bulog Bali, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta instansi terkait lainnya.
Menurut Causa, operasi pasar dilakukan di sejumlah pasar utama dan strategis yang digelontorkan untuk meredam kenaikan harga.
Ia mengharapkan beras medium yang digelontorkan dalam operasi pasar itu laku di pasaran meski sebagian pedagang lebih banyak menjual beras kualitas premium karena permintaan yang lebih besar.
Sementara itu Kepala Bulog Bali Wahyu Sutanto menambahkan operasi pasar cadangan beras pemerintah (CBP) dilakukan sejak akhir tahun menjelang Natal dan Tahun Baru untuk beras medium yang dijual ke konsumen Rp9.350 per kilogram.
Wahyu menambahkan setiap hari pihaknya menggelontorkan beras menyasar sejumlah pasar di beberapa kabupaten di antaranya Karangasem, Gianyar, Buleleng, Jembrana dan Kota Denpasar.
Saat ini pihaknya fokus melakukan operasi pasar di Denpasar seperti di Pasar Kreneng, Badung dan Nyanggelan, Kumbasari dan Pasar Agung Denpasar serta di Buleleng digelar di Pasar Anyar dan Pasar Banyuasri.
Dalam menggelar operasi pasar itu, Wahyu menambahkan pihaknya menggandeng Tim Pangan terdiri dari Kepolisian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta mitra kerja Bulog yakni distributor agar mereka dapat langsung mendistribusikan ke toko kecil.
Stabilisasi harga juga dilakukan melalui rumah pangan kita (RPK) dan melalui Satuan Tugas Pangan yang langsung menjual beras ke pengecer di pasar seperti di Pasar Kreneng dan Badung di Denpasar.
Sejak melakukan operasi pasar jelang Natal dan tahun baru itu, Bulog sudah menggelontorkan sekitar 300 ton beras medium.
"Jadi harapan di Bali harganya stabil baik beras premium dan medium," ucapnya.
Terkait stok beras, Wahyu mengatakan ketersediaan beras di Bali masih aman bahkan dapat bertahan hingga empat bulan ke depan.
Sebelumnya Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Mardiana mengatakan harga beras medium di tingkat pengecer mencapai Rp11 ribu per kilogram ketika melakukan survei akhir tahun lalu atau sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp9.450 per kilogram. (WDY)