Denpasar (Antara Bali) - Bank Mandiri menargetkan 50 ribu kartu e-money terserap pasar hingga akhir 2017 di Bali dengan menggandeng 91 perusahaan BUMN di Indonesia.
"Kami menggandeng Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) penyediaan kartu co-branding kartu pengenal (Id card) BUMN. Sehingga dengan kartu tersebut akan memudahkan melakukan transaksi dengan menggunakan uang elektronik (e-money)," kata Direktur Government & Institution Bank Mandiri Kartini Sally di sela acara "Pesona Mandiri Nusa Dua Fiesta 2017" di Nusa Dua, Bali, Minggu (15/10) malam.
Menurut Kartini Sally, kartu pengenal BUMN yang nantinya dimiliki oleh karyawan ITDC itu bersifat multifungsi. Selain sebagai kartu identitas, juga terintegrasi dengan sistem perbankan Mandiri sebagai uang elektronik (e-money) yang dapat digunakan untuk pembayaran sarana transportasi, seperti tol, parkir, pembayaran di gerai-gerai ritel dan lainnya.
Ia mengatakan terhitung hingga Agustus 2017 sebanyak 91 perusahaan BUMN dan beberapa kementerian telah menggunakan co-branding e-Money untuk kartu pegawai yang mencapai 31.052 orang.
"Sinergi seperti ini, selain dengan Bank Mandiri, perusahaan BUMN bebas untuk `co-branding` dengan bank anggota Himbara," katanya.
Sementara itu, Regional CEO Bank Mandiri Wilayah XI Bali dan Nusa Tenggara R. Erwan Djoko Hermawan mengatakan program nasional Gerakan Transaksi Non-Tunai (GTNT) mendapat respons bagus di Pulau Dewata.
"Sosialisasi dan edukasi terus dilakukan tentang penggunaan kartu, termasuk cara isi ulang atau `to up` terhadap kartu tersebut," ujarnya.
Menurut Erwan setelah penerapan transaksi nontunai di seluruh gerbang Tol Bali Mandara sejak Oktober lalu telah terserap 22 ribu kartu e-money dan pihaknya optimistis target tahun ini segera tercapai.
Ia mengatakan selama lima hari pelaksanaan "Pesona Mandiri Nusa Dua Fiesta` yang berakhir Minggu (15/10) telah disediakan 15 ribu kartu e-money dan seluruhnya terserap.
Direktur Strategi Korporasi dan Keuangan ITDC Jatmiko K. Santosa mengatakan di kawasan pariwisata Nusa Dua juga digalakkan penggunaan uang elektronik untuk transaksi nontunai.
"Tetapi untuk gerai maupun objek wisata di sana bebas menggunakan uang elektronik dari bank yang ada," katanya. (WDY)