Berlin (Antara Bali) - Para menteri kesehatan Kelompok 20 Negara (G20)
sepakat bekerja sama menangani berbagai masalah seperti dampak yang
berkembang dari antibiotik serta untuk mulai menerapkan rencana aksi
nasional pada akhir 2018.
Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan yang pertama kalinya dilakukan pada tingkat menteri kesehatan, Sabtu.
Jerman, yang menjadi presiden bergilir G20 tahun ini, mengatakan
kesepakatan merupakan "terobosan penting" untuk menangani masalah
tersebut serta bahwa negara-negara bekerja menuju penerapan resep wajib
untuk mendapatkan antibiotik.
Negara-negara G20 mengatakan globalisasi telah menimbulkan penyakit
menular yang meluas semakin cepat dibandingkan masa sebelumnya.
Kelompok itu juga berjanji untuk memperkuat sistem kesehatan serta
meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi wabah penyakit serta
risiko-risiko kesehatan lainnya.
"Dengan memasukkan kesehatan global ke dalam agenda G20, kami
menegaskan peranan kami dalam memperkuat dukungan politik bagi
prakarsa-prakarsa yang sudah ada serta memperhatikan aspek ekonomi dari
masalah-masalah kesehatan global," demikian menurut pernyataan bersama.
Hasil pertemuan akan disampaikan pada pertemuan puncak para pemimpin negara-negara G20 di Hamburg pada Juli.
Sementara penemuan antibiotik telah berhasil menyembuhkan banyak
penularan penyakit karena bakteri, yang sebelumnya bisa mematikan,
penggunaan antibiotik yang berlebihan telah sedikit demi sedikit membuat
banyak bakteri memiliki ketahanan.
Menurut suatu laporan Uni Eropa tahun lalu, bakteri baru yang
memiliki ketahanan terhadap antibiotik telah menyebabkan kematian pada
lebih dari 25.000 orang setiap tahunnya di 28 negara anggota Uni Eropa. G20 juga mengatakan mereka sepakat akan membantu peningkatkan akses
bagi masyarakat di negara-negara miskin untuk mendapatkan obat-obatan
murah. (WDY)
G20 Sepakat Tangani Dampak Antibiotik
Minggu, 21 Mei 2017 10:48 WIB