Temuan ini menjadi bantahan terhadap penelitian sebelumnya bahwa mereka yang tumbuh besar bersama kucing berisiko lebih tinggi mengalami gangguan mental.
"Pesan untuk para pemelihara kucing adalah tak ada bukti yang menunjukkan bahwa kucing memunculkan risiko anak mengalami gangguan kesehatan mental," ujar penulis studi, Dr Francesca Solmi.
Dia mengatakan penelitian yang dipublikasikan dalam Psychological Medicine itu fokus mempelajari 5.000 orang yang lahir pada tahun 1991 dan 1992.
Peneliti terus mengikuti perkembangan para partisipan itu hingga mereka mencapai usia 18 tahun. Data penelitian mencakup ada tidaknya kucing dalam rumah walaupun ibu di dalam rumah itu tengah mengandung dan saat anak-anak di sana tumbuh dan berkembang.
"Studi kami menunjukkan memelihara kucing selama kehamilan tak berhubungan langsung dengan risiko munculnya gejala psikotik," tutur Dr James Kirkbride, peneliti senior.
Sekalipun begitu, peneliti mengingatkan bahwa Toxoplasma Gondii (T. Gondii) yang ditemukan pada kucing perlu tetap diwaspadai menjadi risiko bagi ibu hamil dan perkembangan janin.
"T. Gondii bisa menyebabkan masalah cacat lahir serius dan masalah kesehatan lain pada anak. Kami merekomendasikan ibu hamil tak menangani kotoran kucing karena mengandung T. Gondii," ujarnya seperti dilansir Fox News. (WDY)
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa