Tabanan Berpotensi Kembangkan Perikanan Air Tawar

Tabanan (Antara Bali) - Kabupaten Tabanan dikenal sebagai daerah "gudang beras" di Bali, juga memiliki potensi besar sebagai pusat pengembangan budidaya perikanan air tawar, produksinya diyakini mampu memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat di provinsi itu.

"Pemerintah kabupaten bertekad meningkatkan produksi perikanan air tawar dengan target menebarkan benih ikan pada lahan seluas 80 hektare sepanjang tahun 2017," kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, I Made Subagia, Selasa.

Ia mengatakan potensi perikanan air tawar tersebut diyakini dapat dimanfaatkan secara maksimal guna menuju peningkatan produksi.

"Ini sangat penting guna memenuhi permintaan pasar akan ikan air tawar semakin meningkat," katanya.

I Made Subagia mendorong para petani padi sawah untuk memanfaatkan peluang budidaya ikan air tawar di sela-sela tanaman padi maupun kolamnya.

Kabupaten Tabanan kini sudah terbentuk sekitar 200 kelompok petani perikanan air tawar. Dalam mengembangkan usahanya tersebut mendapat bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Bali maupun pemerintah kabupaten setempat.

Bantuan tersebut berupa pembinaan dan sarana produksi, seperti ketersediaan bibit, sedangkan untuk lahan pembuatan kolam dan pemilaharaan dilakukan secara swadaya.

I Made Subagia menjelaskan potensi komoditas perikanan berpeluang diusahakan ikan lele, nila, mujair dan jenis ikan air tawar lainnya.

Penebaran benih yang cukup banyak diharapkan mampu meningkatkan produksi dari realisasi tahun 2016 yang setiap bulannya menghasilkan 125 ton.

Produksi tersebut selama ini seluruhnya dapat diserap pasar di wilayah Kabupaten Tabanan maupun Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

Bahkan produksi tersebut dinilai masih kurang, sehingga kebutuhan ikan air tawar masih didatangkan dari luar Bali.

Ia mengakui di balik potensi yang menjanjikan, budidaya ikan air tawar kadang kala menimbulkan kendala khususnya pada musim hujan.

Sebab, benih yang ditebar saat musim hujan kadang kala menyebabkan kematian, namun hal itu dapat diatasi dengan menerapkan sistem pemeliharaan yang benar, ujar I Made Subagia. (WDY)