Jembrana, Bali (ANTARA) - PDAM Tirta Amertha Jati Kabupaten Jembrana, Bali mulai bersiap untuk menyuplai kebutuhan air bersih di pelabuhan ikan internasional yang segera dibangun sebagai proyek strategis nasional yang ditandatangani Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.
"Kami sudah berkoordinasi dengan otoritas Pelabuhan Perikanan Nusantara di Desa Pengambengan yang akan dikembangkan menjadi pelabuhan ikan internasional. Koordinasi menyangkut suplai air bersih bagi kapal yang sandar di pelabuhan tersebut," kata Direktur PDAM Tirta Amertha Jati Gede Puriawan di Negara, Kabupaten Jembrana, Sabtu.
Dia mengatakan sesuai aturan satu-satunya institusi yang boleh menyuplai air bersih adalah PDAM, sehingga banyak hal yang harus pihaknya siapkan utamanya yang berkaitan dengan instalasi produksi dan distribusi air bersih.
Menurut dia, ada dua pilihan untuk menyuplai air bersih di kapal yaitu lewat instalasi yang sudah dimiliki PDAM namun dengan peningkatan debit air, atau dengan instalasi baru yang memanfaatkan air laut.
Baca juga: Bupati Jembrana minta PDAM manfaatkan peluang di pelabuhan ikan internasional
Melihat estimasi kebutuhan air bersih dari kapal yang sandar, menurut dia, pembangunan instalasi untuk mengolah air laut menjadi air tawar lebih representatif, namun membutuhkan investasi yang besar.
Pihaknya memperkirakan, untuk pembangunan instalasi tersebut dibutuhkan modal hingga Rp30 miliar yang saat ini keuangan perusahaan air minum milik Pemkab Jembrana tersebut belum mencukupi.
Namun demikian, kata dia, berdasar rencana pembangunan yang pihaknya peroleh dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, pengembangan PPN tersebut menjadi pelabuhan internasional sudah mencakup instalasi pengolahan air laut menjadi air tawar.
"Kalau itu terwujud kami tinggal kerjasama dengan pemilik pengolahan air laut menjadi air tawar tersebut, karena distribusi air bersih harus lewat kami," katanya.
Rencananya, kata dia, instalasi itu akan mampu memproduksi 100 liter air bersih setiap detik, jauh lebih besar dibanding sumber air permukaan milik PDAM di Bendungan Benel yang jaringan distribusinya sudah sampai Desa Pengambengan.
Baca juga: PDAM Jembrana rugi ratusan juta rupiah akibat banjir
Menurut dia, dari Bendungan Benel pihaknya mendapat izin untuk memanfaatkan air sebanyak 62 liter perdetik namun hingga sekarang baru dimanfaatkan 32 liter perdetik.
"Kendala terbesar karena ada pendangkalan di bendungan. Kalau kami paksakan, bisa-bisa lumpur yang tersedot," katanya.
Karena menjadi satu-satunya institusi yang ditunjuk untuk urusan suplai air bersih, dia mengatakan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan PPN Pengambengan terkait hal tersebut.
Sebelumnya saat datang ke PDAM Tirta Amertha Jati, selain efisiensi Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan memerintahkan perusahaan milik daerah tersebut menggali potensi pendapatan, yang salah satunya menyuplai air bersih ke kapal-kapal yang sandar di pelabuhan ikan internasional yang segera akan dibangun.