Jakarta (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan semua
harus mempersiapkan diri untuk bela negara, bukan hanya pada saat
terjadi perang.
"Bela negara bukan hanya perang, tapi juga memajukan negeri ini dengan baik dan berkeadilan," kata Wapres Kalla saat menghadiri pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) di gedung Nusantara IV Komplek DPR/MPR di Jakarta, Sabtu.
Wapres mengatakan, secara spirit warga bangsa harus mempersiapkan diri setidaknya dalam bentuk disiplin.
Lebih lanjut Wapres mengatakan, ke depan yang dihadapi berbeda bukan perang dalam arti orang banyak yang berperang melainkan memanfaatkan teknologi.
"Sekarang ini banyak negara tidak lagi ada wajib militer karena jauh profesional dan yang berperang tidak lagi orang tapi melainkan teknologi," katanya.
Dia mencontohkan seperti Korea Selatan, Singapura kemajuan negaranya didasari oleh disiplin saat wajib militer sedangkan Indonesia tidak mengenal adanya wajib militer tapi lebih resimen mahasiswa.
Wapres menceritakan sejarah resimen mahasiswa (menwa) di Indonesia dimulai saat Trikora dan Dwikora melalui sukarelawan-sukarelawan.
"Kita tidak punya undang-undang wajib militer maka jadi wajib latih sehingga berdirilah latihan seperti itu untuk bela negara, maka setelah itu dibentuk resimen mahasiswa dalam rangka menyiapkan generasi muda sebagai cikal bakal kalau terjadi perang atau bela negara," katanya.
Ketua Umum IARMI Zulkifli Hasan mengatakan saat ini jumlah alumni menwa mencapai sekitar dua juta orang yang tersebar di seluruh daerah.
"IARMI siap menjadi kader bela negara, kami mengharapkan ada regulasi untuk membina dan melatih menwa," kata Zulkifli yang juga ketua MPR RI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bela negara bukan hanya perang, tapi juga memajukan negeri ini dengan baik dan berkeadilan," kata Wapres Kalla saat menghadiri pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) di gedung Nusantara IV Komplek DPR/MPR di Jakarta, Sabtu.
Wapres mengatakan, secara spirit warga bangsa harus mempersiapkan diri setidaknya dalam bentuk disiplin.
Lebih lanjut Wapres mengatakan, ke depan yang dihadapi berbeda bukan perang dalam arti orang banyak yang berperang melainkan memanfaatkan teknologi.
"Sekarang ini banyak negara tidak lagi ada wajib militer karena jauh profesional dan yang berperang tidak lagi orang tapi melainkan teknologi," katanya.
Dia mencontohkan seperti Korea Selatan, Singapura kemajuan negaranya didasari oleh disiplin saat wajib militer sedangkan Indonesia tidak mengenal adanya wajib militer tapi lebih resimen mahasiswa.
Wapres menceritakan sejarah resimen mahasiswa (menwa) di Indonesia dimulai saat Trikora dan Dwikora melalui sukarelawan-sukarelawan.
"Kita tidak punya undang-undang wajib militer maka jadi wajib latih sehingga berdirilah latihan seperti itu untuk bela negara, maka setelah itu dibentuk resimen mahasiswa dalam rangka menyiapkan generasi muda sebagai cikal bakal kalau terjadi perang atau bela negara," katanya.
Ketua Umum IARMI Zulkifli Hasan mengatakan saat ini jumlah alumni menwa mencapai sekitar dua juta orang yang tersebar di seluruh daerah.
"IARMI siap menjadi kader bela negara, kami mengharapkan ada regulasi untuk membina dan melatih menwa," kata Zulkifli yang juga ketua MPR RI. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016