Nusa Penida (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengusulkan untuk memperbanyak kapal jenis roro sehingga dapat memperlancar arus barang dan manusia menuju dan dari Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.

"Sekarang kan yang di Jawa ke Madura sudah ada Jembatan Suramadu, jadi banyak kapalnya yang nganggur. Bisa nggak itu dibawa ke sini saja, biar bisa digunakan di Padangbai untuk ke Nusa Penida? Apalagi kalau nanti Dermaga Gunaksa sudah jadi, itu bisa kita gunakan untuk memperlancar jalur menuju Nusa Penida," kata Pastika saat memimpin rapat koordinasi dalam perjalanan menuju Nusa Penida, Sabtu.

Hal itu, ucap dia, mengingat saat ini jumlah kapal roro yang menuju ke pulau di sebelah tenggara Pulau Bali itu sangat terbatas sehingga menghambat akses ke Nusa Penida. Selain masalah akses menuju ke Nusa Penida, Pastika juga menyampaikan potensi pariwisata di Nusa Penida yang sangat bagus untuk dikembangkan.

Ia optimistis jika sudah ada akses yang cepat, para investor akan melirik kawasan itu sebagai tujuan investasinya dan tidak lagi hanya bertumpu pada wilayah Bali selatan.

Pastika juga menyampaikan permasalahan sektor pertanian dan perternakan yang perlu mendapat perhatian, karena Nusa Penida merupakan sentra pelestarian sapi Bali.

"Saya kemarin baru pulang dari Jepang, di sana sapi dengan berat 100 kilogram itu harganya mencapai Rp100 juta dibandingkan dengan kita yang hanya Rp7 juta. Kenapa mereka bisa mahal? Sudah pasti karena kualitasnya. Nah sekarang itu yang kita pikirkan bagaimana supaya bisa seperti itu, khususnya di Nusa Penida ini yang dijadikan sebagai sentra pelestarian sapi Bali," ucapnya di depan sejumlah perwakilan kementerian itu.

Menurut Pastika, jika hal tersebut bisa dilakukan, maka para petani di Bali akan menjadi sejahtera dan tidak ada lagi yang miskin.

"Inilah yang harus kita pikirkan bersama, selama ini program dari pusat hanya bersifat top down, saat program tersebut selesai tindak lanjutnya tidak ada, maka dari itu rapat ini saya laksanakan untuk mencari jalan dan upaya bagaimana dalam mempercepat pembangunan di Nusa Penida ini sehingga pulau ini benar-benar menjadi `telur emas` di Bali," ujarnya.

Pastika sangat mengharapkan apa yang menjadi permasalahan di Nusa Penida bisa diatasi secara terintegrasi sehingga tidak ada program yang terkesan mangkrak saat pelaksanaannya.

Sementara itu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Deputi III Bidang Koordinasi Sumber Daya dan Infrastruktur Ridwan Djamaludin sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pemprov Bali dalam upaya mengakselerasi pembangunan di Nusa Penida.

Menurutnya saat ini pihaknya tengah menjalankan program membangun destinasi wisata seperti Bali di 10 lokasi berbeda, namun hal tersebut tidak menyebabkan yang lainnya tidak menjadi prioritas.

Oleh karena itu ia meminta agar Bupati Klungkung segera membuat rancangan rencana induk pembangunan wisata Nusa Penida sehingga ke depannya pihaknya bisa melakukan koordinasi dalam upaya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Sedangkan Menteri Perhubungan yang diwakili oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Imaran Rasyid mengatakan terkait permintaan Gubernur Bali mengenai penambahan kapal roro, pihaknya akan segera melakukan koordinasi sehingga permintaan tersebut dapat segera ditindaklanjuti.

Baginya apa yang diusulkan tersebut sangatlah sesuai dengan upaya Pemprov Bali dalam mengakselerasi pembangunan di Nusa Penida, mengingat akses perhubungan adalah hal yang sangat vital dalam mendukung pasokan infrastruktur, pangan dan kebutuhan lainnya.

Hal senada juga disampaikan oleh perwakilan dari Kementerian Pertanian, yakni Dirjen Peternakan I Wayan Tenaya.

Menurut dia, hambatan dalam pertanian dan peternakan yang sangat signifikan saat ini adalah permasalahan air dan ternak yang kurang berkualitas. Oleh karena itu pihaknya siap mendukung upaya-upaya yang akan dilakukan Pemprov Bali khususnya di Nusa Penida yang merupakan salah satu daerah pelestarian sapi Bali. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016