Denpasar (Antara Bali) - Bali mengekspor ikan dalam kaleng senilai 13,670 juta dolar AS selama sembilan bulan periode Januari-September 2016, meningkat 27,84 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 10,69 juta dolar AS.

"Dari segi volume pengapalan matadagangan tersebut merosot 55,05 persen dari 4.034,9 ton selama sembilan pertama -2015 menjadi hanya 1.813,60 ton pada periode yang sama tahun 2016," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, menurunnya volume namun perolehan devisa yang diraih meningkat itu menunjukkan harga persatuan unit ekspor ikan olahan dari Bali dihargai semakin mahal.

Peran ikan dalam kaleng hasil industri di Bali sebesar 3,36 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 406,314 juta dolar AS, meningkat 13,75 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 357,19 juta dolar AS.

Made Suastika menjelaskan, ikan dalam kaleng merupakan salah satu dari enam jenis komoditas hasil industri skala kecil di Bali yang menembus pasaran luar negeri. Lima jenis lainnya meliputi komponen rumah jadi, plastik, sepatu, tas serta tekstil dan produk tekstil (TPT).

Makanan siap saji tersebut paling banyak menembus pasaran Amerika Serikat yang menyerap 74,73 persen, Taiwan 2,30 persen dan 22,97 persen sisanya menembus berbagai negara lainnya di belahan dunia, ujar Made Suastika.

Kabupaten Jembrana, Bali barat sebagai lokasi pengolahan dan penghasil ikan dalam kaleng mengalami pertumbuhan cukup menggembirakan, sekaligus berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan nelayan dan masyarakat setempat.

Matadagangan hasil tangkapan ikan di wilayah perairan Pengambengan, Kabupaten Jembrana Bali bagian barat selama ini mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Made Suatika menambahkan, sektor perikanan dan kelautan di Bali selama sembilan bulan pertama 2016 menghasilkan devisa sebesar 157,85 juta dolar AS, meningkat 79,88 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya tercatat 87,75 juta dolar AS.

Devisa tersebut hasil dari mengapalkan sebelas jenis hasil perikanan dan kelautan, yang paling menonjol ikan tuna dalam bentuk segar dan beku, menyusul ikan lain-lain, ikan hias hidup, ikan kakap, kepiting, ikan kerapu dan lobster, ujar Made Suastika. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016