Denpasar (Antara Bali) - Kepala Balai Wilayah Sungai Bali- Penida Ketut Jayada mengatakan Bendungan Titab, di Kabupaten Buleleng, yang semula dijadwalkan mulai beroperasi 2015, ditunda hingga 2017 karena terdapat masalah teknis.
"Untuk mengoperasikan bendungan tersebut tidak bisa sembarangan, harus dapat sertifikat persetujuan dulu dari Komisi Keamanan Bendungan," kata Jayada saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, bendungan yang luasnya mencapai 100 hektare dengan volume sekitar 12 juta kubik itu harus dipastikan benar-benar aman dan tidak menimbulkan bencana di kemudian hari.
"Karena kondisi tersebut, maka konstruksi Bendungan Titab harus benar-benar diyakini aman, untuk menghindari kemungkinanan terburuk nanti, dan setelah dilakukan uji coba pengisian air beberapa waktu lalu, pihaknya optimistis akan kemananan bendungan itu," ujarnya.
Bendungan tersebut, lanjut Jayada, selain ditujukan untuk irigasi di areal sekitarnya juga akan digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air yang diperkirakan akan menghasilkan listrik sekitar 1,5 megawatt.
Di samping diharapkan untuk sistem pengolahan air minum (SPAM) yang diperkirakan akan menghasilkan 1.300 liter/detik, serta sebagai penahan banjir untuk wilayah Seririt dan sekitarnya.
Dalam PB3AS kali ini juga ada orasi lainnya datang dari Putu Widiana wara Sanur, Denpasar, yang menyampaikan aspirasinya terkait kebersihan dan ketertiban Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar.
Menurut dia, lapangan harus bebas dari bendera dan atribut partai dan diperuntukkan sepenuhnya bagi masyarakat, dan seterusnya tiap pendapatan yang masuk ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) harus diperuntukkan sepenuhnya memperbaiki fasilitas penunjang di sekitar lapangan.
Ia juga mengkhawatirkan tentang kondisi keamanan Bali. Meskipun jumlah kunjungan wisatawan ke Bali akhir-akhir ini meningkat, namun dengan masa tinggal yang pendek.
"Melalui kesempatan ini saya ingin mengajak masyarakat terutama ormas-ormas untuk bahu-membahu menjaga keamanan Bali," ucap Widiana.
Selain itu dia juga mengusulkan penyeberangan kecil di Sanur Kaja untuk memperlancar akses ke Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Untuk mengoperasikan bendungan tersebut tidak bisa sembarangan, harus dapat sertifikat persetujuan dulu dari Komisi Keamanan Bendungan," kata Jayada saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, bendungan yang luasnya mencapai 100 hektare dengan volume sekitar 12 juta kubik itu harus dipastikan benar-benar aman dan tidak menimbulkan bencana di kemudian hari.
"Karena kondisi tersebut, maka konstruksi Bendungan Titab harus benar-benar diyakini aman, untuk menghindari kemungkinanan terburuk nanti, dan setelah dilakukan uji coba pengisian air beberapa waktu lalu, pihaknya optimistis akan kemananan bendungan itu," ujarnya.
Bendungan tersebut, lanjut Jayada, selain ditujukan untuk irigasi di areal sekitarnya juga akan digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga air yang diperkirakan akan menghasilkan listrik sekitar 1,5 megawatt.
Di samping diharapkan untuk sistem pengolahan air minum (SPAM) yang diperkirakan akan menghasilkan 1.300 liter/detik, serta sebagai penahan banjir untuk wilayah Seririt dan sekitarnya.
Dalam PB3AS kali ini juga ada orasi lainnya datang dari Putu Widiana wara Sanur, Denpasar, yang menyampaikan aspirasinya terkait kebersihan dan ketertiban Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar.
Menurut dia, lapangan harus bebas dari bendera dan atribut partai dan diperuntukkan sepenuhnya bagi masyarakat, dan seterusnya tiap pendapatan yang masuk ke Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) harus diperuntukkan sepenuhnya memperbaiki fasilitas penunjang di sekitar lapangan.
Ia juga mengkhawatirkan tentang kondisi keamanan Bali. Meskipun jumlah kunjungan wisatawan ke Bali akhir-akhir ini meningkat, namun dengan masa tinggal yang pendek.
"Melalui kesempatan ini saya ingin mengajak masyarakat terutama ormas-ormas untuk bahu-membahu menjaga keamanan Bali," ucap Widiana.
Selain itu dia juga mengusulkan penyeberangan kecil di Sanur Kaja untuk memperlancar akses ke Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016