Depok (Antara Bali) - Dokter Ahli Jantung dr Teuku Istia Muda Perdan
SpJP FIHA menyatakan penyalahgunaan narkoba memberikan efek negatif
terhadap jantung
"Efeknya terhadap jantung bisa beragam mulai dari gangguan ringan hingga berat. Ini tergantung dosis yang dikumsumsi dan seberapa sering ia mengkomsumsi narkoba," katanya di Depok, Jabar, Rabu.
Menurut dokter dari Rumah Sakit Jantung Diagram-Siloam Hospital Grup ini, ada tiga zat narkoba jenis kokain, amfetamin, dan ekstasi dapat meningkatkan irama jantung lebih cepat sehingga bisa menyebabkan berhentinya otot jantung.
Sedangkan narkoba jenis lainnya yang dapat meningkatkan halusinasi penggunanya.
Untuk kelompok zat LSD dan psilocybin atau dikenal dengan nama mushroom yang bersifat halusinasi.
Penggunanya dapat berhalusinasi dan denyut jantungnya menjadi cepat.
"Dibandingkan tiga golongan zat yang pertama, zat LSD dan psilocybin masih lebih rendah pengaruhnya. Efeknya terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah tinggi," ujarnya.
Efek zat ini terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Kadar peningkatan yang ditimbulkan tidak sejauh seperti yang disebabkan oleh golongan kokain dan amfetamin.
Golongan kokain dan amfetamin dapat menyebabkan sumbatan di pembuluh darah. Jika terjadi pada kepala bisa terjadi stroke hingga henti jantung.
"Untuk narkoba jenis LSD efek yang jarang terjadi tetapi cukup serius adalah gangguan irama jantung berupa takiaritma, dimana denyut jantung meningkat menjadi sangat cepat," katanya.
Namun ada pula zat yang justru membuat denyut jantung menurun dan lebih lambat. Zat tersebut yakni morfin dan ganja. Di dunia medis, morfin adalah suatu penangkal nyeri yang kuat, yang banyak digunakan sejak zaman era perang dunia.
Dikatakannya morfin memberikan sensasi "fly" pada penggunanya. Semakin tinggi dosis yang dikonsumsi, semakin besar efek dari morfin dalam menurunkan kerja jantung.
"Jika zat terlarang mempercepat denyut jantung, golongan morfin justru menurunkan kerja jantung dengan denyut yang lambat, sehingga bisa fatal dan terjadi henti jantung," ujarnya.
Sedangkan gangguan lain ditemukan pada pengguna morfin adalah edema paru yaitu kondisi paru-paru terendam cairan yang dapat berakibat fatal. Golongan ganja pada penggunaan dosis yang tinggi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Efeknya terhadap jantung bisa beragam mulai dari gangguan ringan hingga berat. Ini tergantung dosis yang dikumsumsi dan seberapa sering ia mengkomsumsi narkoba," katanya di Depok, Jabar, Rabu.
Menurut dokter dari Rumah Sakit Jantung Diagram-Siloam Hospital Grup ini, ada tiga zat narkoba jenis kokain, amfetamin, dan ekstasi dapat meningkatkan irama jantung lebih cepat sehingga bisa menyebabkan berhentinya otot jantung.
Sedangkan narkoba jenis lainnya yang dapat meningkatkan halusinasi penggunanya.
Untuk kelompok zat LSD dan psilocybin atau dikenal dengan nama mushroom yang bersifat halusinasi.
Penggunanya dapat berhalusinasi dan denyut jantungnya menjadi cepat.
"Dibandingkan tiga golongan zat yang pertama, zat LSD dan psilocybin masih lebih rendah pengaruhnya. Efeknya terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah tinggi," ujarnya.
Efek zat ini terhadap jantung berupa peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Kadar peningkatan yang ditimbulkan tidak sejauh seperti yang disebabkan oleh golongan kokain dan amfetamin.
Golongan kokain dan amfetamin dapat menyebabkan sumbatan di pembuluh darah. Jika terjadi pada kepala bisa terjadi stroke hingga henti jantung.
"Untuk narkoba jenis LSD efek yang jarang terjadi tetapi cukup serius adalah gangguan irama jantung berupa takiaritma, dimana denyut jantung meningkat menjadi sangat cepat," katanya.
Namun ada pula zat yang justru membuat denyut jantung menurun dan lebih lambat. Zat tersebut yakni morfin dan ganja. Di dunia medis, morfin adalah suatu penangkal nyeri yang kuat, yang banyak digunakan sejak zaman era perang dunia.
Dikatakannya morfin memberikan sensasi "fly" pada penggunanya. Semakin tinggi dosis yang dikonsumsi, semakin besar efek dari morfin dalam menurunkan kerja jantung.
"Jika zat terlarang mempercepat denyut jantung, golongan morfin justru menurunkan kerja jantung dengan denyut yang lambat, sehingga bisa fatal dan terjadi henti jantung," ujarnya.
Sedangkan gangguan lain ditemukan pada pengguna morfin adalah edema paru yaitu kondisi paru-paru terendam cairan yang dapat berakibat fatal. Golongan ganja pada penggunaan dosis yang tinggi dapat menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut jantung. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016