Denpasar (Antara Bali) - Ada lima dari sepuluh produk utama ekspor Bali terjual ke Amerika Serikat (AS) dengan perolehan devisa yang terus meningkat dan kondisi itu menyebabkan perdagangan ke negeri Paman Sam surplus hingga 73 juta dolar AS selama delapan bulan periode Januari-Agustus 2016.
"Perekonomian masyarakat Amerika Serikat tampaknya masih stabil dalam kondisi pemilihan presiden tahun ini, sehingga kondisi perdagangan komoditas nonmigas Bali masih gencar memasuki pasar Negeri Adidaya itu," kata seorang eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar, Kamis.
Produk-produk yang mendapatkan pasar utama dan dikapalkan ke negeri Adidaya itu antara lain ikan, udang, pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah, aneka kerajinan berbahan baku kayu, benda-benda dari batu, gips dan semen.
Sementara itu produk lainnya seperti perhiasan/permata terutama diekspor ke Australia produk barang-barang rajutan paling banyak diekspor ke Singapura, sedangkan barang-barang dari kulit ditujukan paling banyak ke Jepang.
Sedangkan barang impor Bali yang sebagian berupa bahan baku industri kecil dan kerajinan seperti kain, permata, peralatan listrik, plastik, logam, arloji dan bagiannya, disamping mesin pesawat sebagian besar diekspor kembali ke pasaran luar negeri.
Wanita pengusaha Bali itu menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini.
Sementara Badan Pusat Statistik Bali membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali dengan AS mengalami surplus 73 juta dolar, sebab ekspor daerah ini ke negeri itu sebesar 82,1 juta dolar AS periode Jasnuari-Agustus 2016, sedangkan impor dalam kurun waktu yang sama hanya sembilan juta dolar AS.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan matadagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 82,1 juta dolar AS selama periode Januari-Agustus 2016, meningkat 15,21 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya 71,2 juta dolar.
Pembeli dari Jepang berada diurutan kedua bernilai 27,9 juta dolar selama delapan bulan I-2016, bertambah 10,15 persen jika dibandingkan periode sama 2015 mencapai 25,3 juta dolar, kemudian disusul Australia 26,8 juta dolar bertambah 11,67 persen dari periode sebelumnya 24 juta dolar.
Ada tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali disamping barang nonmigas Bali lainnya, maka realisasi perolehan devisa selama delapan bulan I-2016 tercatat 325,1 juta dolar AS bertambah hanya 0,55 persen jika dibandingkan sebelumnya hanya 326,9 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Perekonomian masyarakat Amerika Serikat tampaknya masih stabil dalam kondisi pemilihan presiden tahun ini, sehingga kondisi perdagangan komoditas nonmigas Bali masih gencar memasuki pasar Negeri Adidaya itu," kata seorang eksportir aneka kerajinan Bali Ni Nyoman Sumerti di Denpasar, Kamis.
Produk-produk yang mendapatkan pasar utama dan dikapalkan ke negeri Adidaya itu antara lain ikan, udang, pakaian jadi bukan rajutan, perabot, penerangan rumah, aneka kerajinan berbahan baku kayu, benda-benda dari batu, gips dan semen.
Sementara itu produk lainnya seperti perhiasan/permata terutama diekspor ke Australia produk barang-barang rajutan paling banyak diekspor ke Singapura, sedangkan barang-barang dari kulit ditujukan paling banyak ke Jepang.
Sedangkan barang impor Bali yang sebagian berupa bahan baku industri kecil dan kerajinan seperti kain, permata, peralatan listrik, plastik, logam, arloji dan bagiannya, disamping mesin pesawat sebagian besar diekspor kembali ke pasaran luar negeri.
Wanita pengusaha Bali itu menilai, walau perekonomian negeri Adidaya itu diperkirakan tumbuh kurang memadai akibat pemulihan ekonominya sedikit agak lamban, tetapi konsumen AS masih merupakan pembeli terbesar matadagangan dari Bali.
Hal itu terlihat dari surat keterangan asal (SKA) barang kerajinan yang ditandatangani untuk ekspor ke AS masih tercatat yang terbanyak, dan perdagangan ke negeri itu, merupakan yang tertinggi selama ini.
Sementara Badan Pusat Statistik Bali membenarkan bahwa perdagangan nonmigas Bali dengan AS mengalami surplus 73 juta dolar, sebab ekspor daerah ini ke negeri itu sebesar 82,1 juta dolar AS periode Jasnuari-Agustus 2016, sedangkan impor dalam kurun waktu yang sama hanya sembilan juta dolar AS.
Pengusaha AS membeli aneka kerajinan dan matadagangan nonmigas lainnya dari Bali seharga 82,1 juta dolar AS selama periode Januari-Agustus 2016, meningkat 15,21 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya 71,2 juta dolar.
Pembeli dari Jepang berada diurutan kedua bernilai 27,9 juta dolar selama delapan bulan I-2016, bertambah 10,15 persen jika dibandingkan periode sama 2015 mencapai 25,3 juta dolar, kemudian disusul Australia 26,8 juta dolar bertambah 11,67 persen dari periode sebelumnya 24 juta dolar.
Ada tiga dominan pembeli komoditas aneka kerajinan buatan masyarakat Bali disamping barang nonmigas Bali lainnya, maka realisasi perolehan devisa selama delapan bulan I-2016 tercatat 325,1 juta dolar AS bertambah hanya 0,55 persen jika dibandingkan sebelumnya hanya 326,9 juta dolar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016