Tabanan (Antara Bali) - Di Kabupaten Tabanan, Bali kini tercatat 565 buah koperasi, 45 buah di antaranya tidak aktif akibat tidak melakukan aktivitas ekonomi dan melalaikan kewajibannya antara lain mengadakan rapat anggota tahunan.

"Dari 45 buah yang tidak aktif itu hingga kini baru ditutup sepuluh buah, rencananya akan ditutup lagi sepuluh buah pada awal tahun 2017," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Tabanan, AA. Gede Dalem Tresna Ngurah. S.Sos, Rabu.

Ia mengatakan, rencana penutupan sepuluh koperasi tahun mendatang merupakan kelanjutan yang telah dirancang sebelumnya. Hal itu sejalan dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki terkait pendataan maupun pengecekan ke lapangan, sehingga penutupan koperasi yang tidak sehat dilakukan secara bertahap.

"Hal itu terpaksa dilakukan secara bertahap agar nantinya ke depan wadah koperasi yang ada betul-betul semua sehat dan berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan anggota," ujar AA. Gede Dalem Tresna.

Ia menambahkan, penutupan terhadap sepuluh koperasi tersebut masih dilakukan pendataan lebih lanjut, karena beberapa koperasi itu tidak masih memasang papan nama.

Pihaknya telah melakukan upaya pembinaan dan memberikan dorongan agar koperasi yang sakit tersebut dapat pulih dan berkembang lagi. Namun upaya yang dilakukan tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga terpaksa mengambil langkah berupa penutupan.

Selain itu, koperasi yang akan ditutup tersebut memang sudah tidak ada permasalahan terkait hutang-piutang ke nasabah maupun debitur.

AA. Gede Dalem Tresna menambahkan, penutupan koperasi tersebut dominan akibat faktor pengelolaan oleh sumber daya manusia (SDM) masih lemah. Bercermin dari kondisi itu, di masa mendatang perlu melakukan sertifikasi para pengelola koperasi agar dapat lebih ditingkatkan, bahkan mengarah secara mandiri.

"Jika dikelola dengan baik, pendirian koperasi sebenarnya memiliki peluang yang menjanjikan. Terbukti, di Tabanan pertumbuhan koperasi cukup signifikan, bahkan per Oktober 2016 sudah ada 14 koperasi baru yang berdiri," ujar AA. Gede Dalem Tresna.

Sementara itu, terkait keberadaan lembaga perkreditan desa (LPD), dimana Kabupaten Tabanan juga terdapat 60 LPD yang kurang sehat, Ia memaparkan, hingga Oktobber 2016 dari jumlah LPD tersebut sudah berhasil dibangkitkan empat buah yang sebelumnya masuk dalam katagori sakit.

Pihaknya terus berupaya untuk penyehatan lembaga keuangan desa tersebut melalui pendekatan untuk melakukan perbaikan, kata AA. Gede Dalem Tresna. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016