Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menargetkan Pulau Dewata bersih dari peredaran uang lusuh untuk mendukung kebijakan "clean money policy".

"Targetnya harus bersih (dari uang lusuh)," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Causa Iman Karana di Denpasar, Senin.

Dia mengharapkan kebijakan mewujudkan peredaran uang yang bersih itu bisa dimulai dari Bali mengingat daerah ini merupakan etalase pariwisata dunia.

Causa bahkan turun langsung ke lapangan di antaranya ke daerah pariwisata di Bali seperti Sanur, Kuta dan Ubud yang masih banyak ditemukan uang lusuh.

Ia meminta kepada masyarakat untuk ikut merawat uang kartal dengan tidak mencoret, membuat lecek atau disteples karena akan semakin membuat uang rupiah rusak.

Pihaknya mengakui bahwa sumber daya manusia masih rendah dalam berpartisipasi menjaga uang rupiah yang merupakan salah satu simbol kedaulatan negara.

Untuk itu bank sentral tersebut menggandeng perbankan untuk ikut berpartisipasi mendukung kebijakan uang bersih dengan menarik uang lusuh dari masyarakat dan mengembalikan ke BI.

Bank Indonesia, kata dia, juga memberikan pelayanan pada hari khusus untuk kegiatan penukaran uang termasuk menukar uang lusuh serta melakukan kegiatan kas keliling.

Sebagian besar uang lusuh yang ditemukan adalah pecahan kecil yakni mulai pecahan Rp1.000, Rp2.000, hingga Rp10.000.

BI Bali saat ini menggencarkan kegiatan mengeliminir uang lusuh salah satunya dengan mengerahkan tim khusus memburu uang lusuh itu dengan menyasar langsung warga dan pasar tradisional.

"Kami memiliki kebijakan. Saya tidak mau lagi ada uang lusuh di Bali karena Bali etalase dunia," ucap Causa.

Berdasarkan uang setoran dari sejumlah perbankan di Bali dan hasil sortiran petugs bank sentral itu, pada Jumat (21/10) total uang lusuh yang didapatkan mencapai Rp2 triliun. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016