Denpasar (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa warung elektronik gotong royong atau "e-warong" kelompok usaha bersama program keluarga harapan (Kube PKH) dapat mempercepat kemandirian ekonomi masyarakat.
"Proses ini ibarat tangga menuju kemandirian melalui `e-warong," katanya usai meresmikan pembukaan dua "e-warong" Kube-PKH di Desa Penatih, Denpasar, Minggu.
Menurut dia, selain mandiri, masyarakat penerima program PKH juga diharapkan semakin berdaya secara ekonomi karena adanya pendapatan dari e-warong.
Mensos menghitung apabila satu e-warong melayani seribu penerima beras sejahtera (rastra), sehingga minimal satu bulan mereka akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp6 juta.
E-warong, lanjut dia, juga bagian dari kelompok usaha bersama atau Kube di sektor jasa yang ditargetkan bisa mandiri selama sekitar dua tahun karena pengelola e-warong tersebut menjadi agen BNI.
Artinya, masyarakat di sekitar kawasan e-warong itu juga bisa memanfaatkan layanan yang disediakan seperti menerima pembayaran listrik, PDAM, iuran BPJS, token listrik, registrasi uang elektronik, transfer dana hingga menarik dan menyetor tunai.
"Artinya pendapatan e-warong sebagai agen itu akan bertambah dari peningkatan transaksi masyarakat di sekitar warung," katanya.
Belum lagi adanya komisi yang didapatkan setelah para penerima bantuan sosial atau Program Keluaga Harapan (PKH) juga mencairkan dananya di e-warong, meskipun penerima PKH tidak dikenakan biaya adminstrasi.
Untuk melayani sektor jasa tersebut, e-warong didampingi oleh PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk sehingga menjadi Agen46 atau layanan keuangan tanpa kantor (Laku Pandai).
Mensos membuka dua e-warong di PKH Penatih yang dikelola Ni Wayan Wahyuni di Desa Penatih, Denpasar Timur dan "e-warong" Ubung Kaja yang dikelola oleh Ni Ketut Kartini di Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara.
Dua e-warong itu merupakan e-warong ke-52 dan ke-53 dan Denpasar menjadi kota ke-24 yang memiliki warung elektronik gotong royong itu.
Mensos menargetkan hingga Desember 2016, sudah ada 302 e-warong di 44 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Proses ini ibarat tangga menuju kemandirian melalui `e-warong," katanya usai meresmikan pembukaan dua "e-warong" Kube-PKH di Desa Penatih, Denpasar, Minggu.
Menurut dia, selain mandiri, masyarakat penerima program PKH juga diharapkan semakin berdaya secara ekonomi karena adanya pendapatan dari e-warong.
Mensos menghitung apabila satu e-warong melayani seribu penerima beras sejahtera (rastra), sehingga minimal satu bulan mereka akan mendapatkan pendapatan sebesar Rp6 juta.
E-warong, lanjut dia, juga bagian dari kelompok usaha bersama atau Kube di sektor jasa yang ditargetkan bisa mandiri selama sekitar dua tahun karena pengelola e-warong tersebut menjadi agen BNI.
Artinya, masyarakat di sekitar kawasan e-warong itu juga bisa memanfaatkan layanan yang disediakan seperti menerima pembayaran listrik, PDAM, iuran BPJS, token listrik, registrasi uang elektronik, transfer dana hingga menarik dan menyetor tunai.
"Artinya pendapatan e-warong sebagai agen itu akan bertambah dari peningkatan transaksi masyarakat di sekitar warung," katanya.
Belum lagi adanya komisi yang didapatkan setelah para penerima bantuan sosial atau Program Keluaga Harapan (PKH) juga mencairkan dananya di e-warong, meskipun penerima PKH tidak dikenakan biaya adminstrasi.
Untuk melayani sektor jasa tersebut, e-warong didampingi oleh PT Bank Negera Indonesia (Persero) Tbk sehingga menjadi Agen46 atau layanan keuangan tanpa kantor (Laku Pandai).
Mensos membuka dua e-warong di PKH Penatih yang dikelola Ni Wayan Wahyuni di Desa Penatih, Denpasar Timur dan "e-warong" Ubung Kaja yang dikelola oleh Ni Ketut Kartini di Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara.
Dua e-warong itu merupakan e-warong ke-52 dan ke-53 dan Denpasar menjadi kota ke-24 yang memiliki warung elektronik gotong royong itu.
Mensos menargetkan hingga Desember 2016, sudah ada 302 e-warong di 44 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016