Yogyakarta (Antara Bali) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman
meyakini tahun 2016 Indonesia tidak akan mengalami paceklik beras karena
produksi beras tahun ini diperkirakan mengalami surplus 400.000 ton.
"Ada surplus 400.000 ton sehingga paceklik Insya Allah tidak akan terjadi tahun ini," kata Menteri Amran di sela menghadiri pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri Regional 2016 di Lapangan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, perkiraan surplus beras itu berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan adanya peningkatan produksi beras yang cukup signifikan.
Berdasarkan data BPS yang baru saja ia terima luas areal tanam padi pada Juli-September 2016 mencapai 1 juta hektare, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya 500.000 hektar.
Sementara itu, jika panen gabah per hektar mencapai 6 ton, maka produksi gabah nasional mencapai 6 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 3 juta ton beras sehingga mencukupi kebutuhan masyarakat sebesar 2,6 juta ton beras per bulan.
Oleh sebab itu, dampak cuaca ekstrem seperti banjir yang berpotensi terjadi selama memasuki musim hujan tahun ini, menurut dia, tidak akan mengganggu persediaan beras nasional.
"Apalagi kami juga sudah melakukan normalisasi irigasi di seluruh lahan pertanian Indonesia bekerja sama dengan Kementerian PU," kata dia.
Selain itu, untuk menjamin pemenuhan komoditas lainnya seperti cabai, menurut Amran, Kementan tahun ini juga telah menyiapkan 15.000 hektare lahan siap tanam yang akan digarap dengan pola tanam yang akan dioptimalkan pada bulan-bulan "shortage" sehingga hasil panen bisa flat.
"Terobosan pola tanam ini juga akan kami lakukan untuk komoditas bawang dan jagung," kata dia.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Ada surplus 400.000 ton sehingga paceklik Insya Allah tidak akan terjadi tahun ini," kata Menteri Amran di sela menghadiri pembukaan Pameran Pangan Nusa dan Produk Dalam Negeri Regional 2016 di Lapangan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, perkiraan surplus beras itu berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan adanya peningkatan produksi beras yang cukup signifikan.
Berdasarkan data BPS yang baru saja ia terima luas areal tanam padi pada Juli-September 2016 mencapai 1 juta hektare, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yang biasanya hanya 500.000 hektar.
Sementara itu, jika panen gabah per hektar mencapai 6 ton, maka produksi gabah nasional mencapai 6 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 3 juta ton beras sehingga mencukupi kebutuhan masyarakat sebesar 2,6 juta ton beras per bulan.
Oleh sebab itu, dampak cuaca ekstrem seperti banjir yang berpotensi terjadi selama memasuki musim hujan tahun ini, menurut dia, tidak akan mengganggu persediaan beras nasional.
"Apalagi kami juga sudah melakukan normalisasi irigasi di seluruh lahan pertanian Indonesia bekerja sama dengan Kementerian PU," kata dia.
Selain itu, untuk menjamin pemenuhan komoditas lainnya seperti cabai, menurut Amran, Kementan tahun ini juga telah menyiapkan 15.000 hektare lahan siap tanam yang akan digarap dengan pola tanam yang akan dioptimalkan pada bulan-bulan "shortage" sehingga hasil panen bisa flat.
"Terobosan pola tanam ini juga akan kami lakukan untuk komoditas bawang dan jagung," kata dia.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016