Singaraja, (Antara Bali) - Desa Anturan di wilayah Kabupaten Buleleng, Bali, kini proaktif menggencarkan berbagai program pemberdayaan anak muda utamanya dalam bidang agama dan budaya untuk melahirkan generasi yang tangguh dan berkarakter.
"Kami ingin anak muda di desa kami menjadi generasi yang tangguh dan memiliki daya saing melalui berbagai program yang dilaksanakan secara rutin dan periodik," kata Kepala Desa (Perbekel) Anturan, Ir. Made Budi Arsana, Kamis.
Ia mengatakan, berbagai macam program pemberdayaan generasi muda juga sebagai upaya memberikan perlindungan (proteksi) dari hal-hal negatif seperti narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.
Menurut dia, di era globalisasi saat ini anak muda sangat rentan terjerumus pada hal-hal negatif, yang hanya merugikan dirinya sendiri saja. Gaya hidup individualis dan materialistik mulai menjangkiti masyarakat desa.
"Sebagai contoh, pertama kali saya menjabat, Anturan adalah desa yang sudah masuk daerah merah narkoba dan anak muda jadi sasarannya," terangnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus berupaya membangkitkan pemuda dengan menggelar berbagai jenis program dan acara seperti kreasi anak muda melalui Anturan Festival, Pekan Olahraga dan Seni Desa (Porsenides), pelatihan kecakapan kerja dan juga pelatihan bahasa.
"Tanggapannya sangat luar biasa. Mereka (anak muda) sangat antusias," tambahnya.
"Kami berharap semangat anak muda yang menggebu-gebu dapat tersalurkan dalam berbagai kegiatan positif. Sehingga waktu mereka ya banyak diarahkan kesana," paparnya.
Budi Arsana menilai, desa memerlukan pembangunan dalam dua hal utamanya yakni infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Keduanya harus berjalan beriringan dan tidak tumpang tindih.
Faktanya, masih banyak desa yang hanya menonjolkan pembangunan infrastruktur dan lupa bahwa pemberdayaan masyarakat juga amat penting utamanya membangun karakter anak-anak muda di desa," katanya. (Gus)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami ingin anak muda di desa kami menjadi generasi yang tangguh dan memiliki daya saing melalui berbagai program yang dilaksanakan secara rutin dan periodik," kata Kepala Desa (Perbekel) Anturan, Ir. Made Budi Arsana, Kamis.
Ia mengatakan, berbagai macam program pemberdayaan generasi muda juga sebagai upaya memberikan perlindungan (proteksi) dari hal-hal negatif seperti narkoba dan obat-obatan terlarang lainnya.
Menurut dia, di era globalisasi saat ini anak muda sangat rentan terjerumus pada hal-hal negatif, yang hanya merugikan dirinya sendiri saja. Gaya hidup individualis dan materialistik mulai menjangkiti masyarakat desa.
"Sebagai contoh, pertama kali saya menjabat, Anturan adalah desa yang sudah masuk daerah merah narkoba dan anak muda jadi sasarannya," terangnya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya terus berupaya membangkitkan pemuda dengan menggelar berbagai jenis program dan acara seperti kreasi anak muda melalui Anturan Festival, Pekan Olahraga dan Seni Desa (Porsenides), pelatihan kecakapan kerja dan juga pelatihan bahasa.
"Tanggapannya sangat luar biasa. Mereka (anak muda) sangat antusias," tambahnya.
"Kami berharap semangat anak muda yang menggebu-gebu dapat tersalurkan dalam berbagai kegiatan positif. Sehingga waktu mereka ya banyak diarahkan kesana," paparnya.
Budi Arsana menilai, desa memerlukan pembangunan dalam dua hal utamanya yakni infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat. Keduanya harus berjalan beriringan dan tidak tumpang tindih.
Faktanya, masih banyak desa yang hanya menonjolkan pembangunan infrastruktur dan lupa bahwa pemberdayaan masyarakat juga amat penting utamanya membangun karakter anak-anak muda di desa," katanya. (Gus)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016