Denpasar (Antara Bali) - Asosiasi Agen Perjalanan Wisata (Asita) Bali mengharapkan agar wisatawan ikut menjaga kelestarian alam, salah satunya dengan tidak melakukan aksi vandalisme pada terumbu karang.
Ketua Asita Bali, Ketut Ardana di Denpasar, Selasa, mengatakan bahwa ulah sebagian wisatawan yang melakukan aksi corat-coret di terumbu karang bertolak belakang dengan upaya masyarakat dunia yang memberikan perhatian terhadap kelestarian alam.
"Wisatawan yang melakukan itu benar-benar usil dan sama sekali tidak menyadari bahwa masyarakat dunia lagi sangat `concern` sekali dengan pelestarian alam," katanya.
Dia meminta agar di titik-titik penyelaman perlu ada pengumuman mengajak wisatawan ikut menjaga dan tidak merusak kelestarian ekosistem bahari.
Mengingatkan wisatawan untuk tidak merusak kelestarian alam bahari juga, kata dia, sangat diperlukan mengingat Bali memerlukan citra pariwisata yang positif.
"Menurut saya sangat perlu di tempat-tempat `diving` ada pengumuman tentang betapa pentingnya wisatawan turut serta menjaga alam ini, tidak melakukan perusakan," imbuhnya.
Sebelumnya pada Kamis (8/9) operator wisata menyelam, OK Divers mengungah ulah usil wisatawan yang melakukan aksi vandalisme dengan mencoret terumbu karang di kawasan Perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung.
Unggahan berupa foto-foto terumbu karang berisi guratan aneka tulisan mandarin dan latin berisi nama-nama orang itu diunggah di situs jejaring sosial.
Tulisan latin tersebut menuliskan nama-nama seperti Phey Lym, Miya dan 33 Baby. Sisanya menggunakan huruf Mandarin.
Sontak hal itu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat luas dan mengundang kecaman di kalangan pengguna media sosial. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Ketua Asita Bali, Ketut Ardana di Denpasar, Selasa, mengatakan bahwa ulah sebagian wisatawan yang melakukan aksi corat-coret di terumbu karang bertolak belakang dengan upaya masyarakat dunia yang memberikan perhatian terhadap kelestarian alam.
"Wisatawan yang melakukan itu benar-benar usil dan sama sekali tidak menyadari bahwa masyarakat dunia lagi sangat `concern` sekali dengan pelestarian alam," katanya.
Dia meminta agar di titik-titik penyelaman perlu ada pengumuman mengajak wisatawan ikut menjaga dan tidak merusak kelestarian ekosistem bahari.
Mengingatkan wisatawan untuk tidak merusak kelestarian alam bahari juga, kata dia, sangat diperlukan mengingat Bali memerlukan citra pariwisata yang positif.
"Menurut saya sangat perlu di tempat-tempat `diving` ada pengumuman tentang betapa pentingnya wisatawan turut serta menjaga alam ini, tidak melakukan perusakan," imbuhnya.
Sebelumnya pada Kamis (8/9) operator wisata menyelam, OK Divers mengungah ulah usil wisatawan yang melakukan aksi vandalisme dengan mencoret terumbu karang di kawasan Perairan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung.
Unggahan berupa foto-foto terumbu karang berisi guratan aneka tulisan mandarin dan latin berisi nama-nama orang itu diunggah di situs jejaring sosial.
Tulisan latin tersebut menuliskan nama-nama seperti Phey Lym, Miya dan 33 Baby. Sisanya menggunakan huruf Mandarin.
Sontak hal itu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat luas dan mengundang kecaman di kalangan pengguna media sosial. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016