Jakarta (Antara Bali) - Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mendesak Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian-penelitian khusus mengenai virus zika untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut yang sudah semakin meningkat dan merebak di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

"Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenskes dapat mengundang para pakar dan ahli kesehatan untuk berpartisipasi," kata Saleh melalui pesan singkat di Jakarta, Senin.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan sejauh ini pengobatan terhadap pasien yang terjangkit virus zika belum ditemukan. Indonesia sebagai negara besar harus berinisiatif meneliti untuk melindungi masyarakat.

"Seingat saya Kemenkes pernah melakukan penelitian dalam menyediakan vaksin flu burung dan berhasil. Kita semua berharap hal sama bisa dilakukan dalam penanganan virus zika," tuturnya.

Sebelumnya, pihak berwenang Singapura pada Minggu membenarkan terdapat 27 kasus penularan virus Zika lagi sehingga jumlah keseluruhan mencapai 242 orang.

Kementerian Kesehatan dan Badan Lingkungan Nasional Singapura menyatakan 25 kasus baru penularan zika terjadi di wilayah tempat pertama infeksi zika di negara tersebut, satu berpotensi menyebar di tempat baru dan lainnya belum diketahui berkaitan dengan daerah mana.

Penyakit Zika yang dialami perempuan hamil diketahui menyebabkan cacat lahir mikrosepalus atau kepala dan otak berukuran kecil, serta kelainan lain pada otak janin.

Hubungan antara Zika dan mikrosepalus pertamakali diketahui terjadi di Brasil dan sejak itu telah menyebabkan lebih dari 1.800 kasus mikrosepalus.

Pada orang dewasa, penyakit Zika juga diketahui berhubungan dengan penyakit syaraf yang langka yang disebut Gilain-Barre dan gangguan syaraf yang lain.

Virus ini diketahui pertamakali di Uganda pada 1947 dan tidak ditemukan di Amerika hingga pada 2014. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewanto Samodro

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016