Denpasar (Antara Bali) - Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar akan memberikan alat untuk sumur resapan atau biopori ke sejumlah sekolah dan perkantoran.
"Alat itu sebelumnya telah kami berikan ke hampir seluruh desa di Kota Denpasar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar AA Bagus Sudharsana di Denpasar, Sabtu.
Dia menjelaskan, pemberian alat itu sebagai salah satu bentuk konservasi air tanah yang kandungannya sudah terus berkurang karena cukup tingginya penggunaan sumber air tersebut.
Pemberian alat itu, ujar Sudharsana, akan dilakukan mulai 2011 dan akan dilakukan secara bertahap.
Menurut dia, selain sebagai bentuk konservasi air tanah, sumur resapan itu juga berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir. Karena sumur tersebut bisa menyerap air hujan sehingga tidak terjadi luberan air ke jalan, khususnya saat ini curah hujan tinggi.
Ia menjelaskan bahwa di kawasan ibu kota Provinsi Bali itu ada sekitar 18 titik rawan banjir, terutama di kawasan dataran rendah.
Oleh karena itu, dari sekarang perlu digalakkan di kalangan masyarakat tentang pembuatan sumur resapan yang cukup banyak manfaatnya bagi lingkungan sekitarnya.
"Diberikannya alat untuk sumur resapan di sekolah ataupun perkantoran, sebab ada berbagai pertimbangan. Salah satunya sekolah ataupun perkantoran cukup banyak menggunakan air bawah tanah," ujar Sudharsana.
Menurut dia, selain di sekolah dan perkantoran, pihaknya tidak henti-hentinya meminta kepada para pengusaha yang menggunakan cukup banyak air bawah tanah untuk keperluan usahanya, agar membuat sumur resapan yang berimbang dengan pemakaian.
"Seperti hotel yang memiliki kapasitas kamar cukup banyak, tentunya cukup banyak juga sumur resapan yang harus dibuat," katanya.
Selain sumur resapan, kata dia, pengusaha di pariwisata itu harus membuat alat pengolahan limbah yang baik sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Alat itu sebelumnya telah kami berikan ke hampir seluruh desa di Kota Denpasar yang jumlahnya sudah mencapai ratusan," kata Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Denpasar AA Bagus Sudharsana di Denpasar, Sabtu.
Dia menjelaskan, pemberian alat itu sebagai salah satu bentuk konservasi air tanah yang kandungannya sudah terus berkurang karena cukup tingginya penggunaan sumber air tersebut.
Pemberian alat itu, ujar Sudharsana, akan dilakukan mulai 2011 dan akan dilakukan secara bertahap.
Menurut dia, selain sebagai bentuk konservasi air tanah, sumur resapan itu juga berfungsi untuk mencegah terjadinya banjir. Karena sumur tersebut bisa menyerap air hujan sehingga tidak terjadi luberan air ke jalan, khususnya saat ini curah hujan tinggi.
Ia menjelaskan bahwa di kawasan ibu kota Provinsi Bali itu ada sekitar 18 titik rawan banjir, terutama di kawasan dataran rendah.
Oleh karena itu, dari sekarang perlu digalakkan di kalangan masyarakat tentang pembuatan sumur resapan yang cukup banyak manfaatnya bagi lingkungan sekitarnya.
"Diberikannya alat untuk sumur resapan di sekolah ataupun perkantoran, sebab ada berbagai pertimbangan. Salah satunya sekolah ataupun perkantoran cukup banyak menggunakan air bawah tanah," ujar Sudharsana.
Menurut dia, selain di sekolah dan perkantoran, pihaknya tidak henti-hentinya meminta kepada para pengusaha yang menggunakan cukup banyak air bawah tanah untuk keperluan usahanya, agar membuat sumur resapan yang berimbang dengan pemakaian.
"Seperti hotel yang memiliki kapasitas kamar cukup banyak, tentunya cukup banyak juga sumur resapan yang harus dibuat," katanya.
Selain sumur resapan, kata dia, pengusaha di pariwisata itu harus membuat alat pengolahan limbah yang baik sehingga kelestarian lingkungan tetap terjaga.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011