Singaraja (Antara Bali) - Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali, mengimbau sekolah-sekolah di daerah itu meneliti bakat dan minat siswa secara optimal untuk selanjutnya mengarahkan kepada jurusan dan pelajaran tambahan yang diinginkan.
"Siswa SMA seharusnya tidak minder jika bukan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) karena tidak semua orang mempunyai potensi dan minat di bidang itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Gede Suyasa di Singaraja, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, kalangan siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain, perlu pembedaan secara terarah.
Ia menambahkan, pada proses pendidikan di sekolah, sebaiknya potensi dan minat tersebut yang dikembangkan, satu siswa dengan yang lainnya pasti saja memiliki kecenderungan yang berbeda misalnya ada yang suka olahraga ataupun sastra
Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu menambahkan, sekolah tidak semata-mata hanya melihat sains sebagai sebuah ilmu pengetahuan saja.
"Ilmu pengetahuan itu terdiri dari banyak hal termasuk sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Linguistik pun merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Hal tersebut yang harus disadarkan," tegasnya.
Selain itu, para siswa akan berkembang pesat dan memiliki masa depannya ketika siswa mengetahu potensi dirinya, bersedia mengembangkan potensi tersebut dan ada media atau ruang yang disiapkan untuk bisa mengembangkan potensi tersebut.
"Tugas pemerintah dan sekolah untuk memberikan media atau ruang tersebut," ungkap Suyasa.
Dikatakan pula, orang tua juga harus mendukung dan memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengembangkan potensi serta minat yang dimiliki. Sedangkan sekolah dan pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan ruang pengembangan potensi dan minat tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Siswa SMA seharusnya tidak minder jika bukan jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) karena tidak semua orang mempunyai potensi dan minat di bidang itu," kata Kepala Dinas Pendidikan Buleleng, Gede Suyasa di Singaraja, Bali, Sabtu.
Ia mengatakan, kalangan siswa memiliki potensi dan minat yang berbeda tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain, perlu pembedaan secara terarah.
Ia menambahkan, pada proses pendidikan di sekolah, sebaiknya potensi dan minat tersebut yang dikembangkan, satu siswa dengan yang lainnya pasti saja memiliki kecenderungan yang berbeda misalnya ada yang suka olahraga ataupun sastra
Mantan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata itu menambahkan, sekolah tidak semata-mata hanya melihat sains sebagai sebuah ilmu pengetahuan saja.
"Ilmu pengetahuan itu terdiri dari banyak hal termasuk sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Linguistik pun merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Hal tersebut yang harus disadarkan," tegasnya.
Selain itu, para siswa akan berkembang pesat dan memiliki masa depannya ketika siswa mengetahu potensi dirinya, bersedia mengembangkan potensi tersebut dan ada media atau ruang yang disiapkan untuk bisa mengembangkan potensi tersebut.
"Tugas pemerintah dan sekolah untuk memberikan media atau ruang tersebut," ungkap Suyasa.
Dikatakan pula, orang tua juga harus mendukung dan memberikan kesempatan kepada anak-anaknya untuk mengembangkan potensi serta minat yang dimiliki. Sedangkan sekolah dan pemerintah mempunyai tugas untuk memberikan ruang pengembangan potensi dan minat tersebut. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016