Denpasar (Antara Bali) - Lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum memberikan sumbangan terbesar yakni 1,3 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Bali sebesar 6,30 persen selama semester I-2016.
"Pertumbuhan ekonomi Bali yang cukup signifikan itu menyusul andil dari usaha kontruksi sebesar 0,80 persen serta lapangan usaha perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,70 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, sementara lapangan usaha informasi dan komunikasi memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata sebesar 0,59 persen, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 0,01 persen.
Sedangkan sisanya 2,84 persen sumbangan dari berbagai usaha lainnya yang ada di Bali. Jika dibandingkan dengan semester yang sama tahun sebelumnya, sumbangan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami kenaikan karena sebelumnya hanya tercatat 1,24 persen.
Adi Nugroho menambahkan, kondisi tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 18,59 persen lebih tinggi dibandingkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan turis pada semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 10,84 persen.
Namun lapangan usaha pertanian justru mengalami penurunan dari 0,63 persen menjadi 0,01 persen. Penurunan tersebut akibat merosotnya produksi katagori tanaman pangan karena berkurangnya luas panen tanaman padi sawah yang mencapai 7,34 persen, jika dibandingkan dengan luas panen semester I-2015.
Adi Nugroho menambahkan, demikian pula menurunnya usaha subsektor hortikultura sebagai akibat merosotnya produksi seperti pisang dan salak masing-masing 29 persen dan 15 persen.
Produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Bali atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II-2016 sebesar Rp48,13 triliun dan berdasarkan atas harga konstan (ADHK) sebesar Rp33,99 triliun, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pertumbuhan ekonomi Bali yang cukup signifikan itu menyusul andil dari usaha kontruksi sebesar 0,80 persen serta lapangan usaha perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,70 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan, sementara lapangan usaha informasi dan komunikasi memberikan andil terhadap pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata sebesar 0,59 persen, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan hanya 0,01 persen.
Sedangkan sisanya 2,84 persen sumbangan dari berbagai usaha lainnya yang ada di Bali. Jika dibandingkan dengan semester yang sama tahun sebelumnya, sumbangan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami kenaikan karena sebelumnya hanya tercatat 1,24 persen.
Adi Nugroho menambahkan, kondisi tersebut sejalan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 18,59 persen lebih tinggi dibandingkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan turis pada semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 10,84 persen.
Namun lapangan usaha pertanian justru mengalami penurunan dari 0,63 persen menjadi 0,01 persen. Penurunan tersebut akibat merosotnya produksi katagori tanaman pangan karena berkurangnya luas panen tanaman padi sawah yang mencapai 7,34 persen, jika dibandingkan dengan luas panen semester I-2015.
Adi Nugroho menambahkan, demikian pula menurunnya usaha subsektor hortikultura sebagai akibat merosotnya produksi seperti pisang dan salak masing-masing 29 persen dan 15 persen.
Produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Bali atas dasar harga berlaku (ADHB) pada triwulan II-2016 sebesar Rp48,13 triliun dan berdasarkan atas harga konstan (ADHK) sebesar Rp33,99 triliun, ujar Adi Nugroho. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016