Denpasar (Antara Bali) - Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Bali mengapresiasi para pesilatnya yang mampu meraih tiga medali emas dan lima perunggu dalam kejuaraan nasional cabang olahraga itu di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta beberapa waktu lalu.
"Tiga medali emas ini diraih dinomor seni atau tunggal ganda regu (TGR) putri remaja, regu putra dewasa dan TGR dewasa putra," kata Binpres Pengprov IPSI Bali Putu Sugiarta saat dihubungi di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan, untuk nomor TGR tunggal putri remaja diraih Mega Sri Wahyuni, raihan emas diregu putra dewasa diperkuat Anom Wiraguna, Kadek Febrianta dan Adi Santoso. Kemudian, satu medali emas dinomor tunggal TGR dewasa putra yang diraih Kadek Febrianta.
"Tim silat Bali sempat protes kepada panitia dinomor kelas C laga remaja putra, karena ada keputusan panitia yang kontroversial dan merugikan Bali," ujar Putu Sugiarta.
Ia menuturkan, saat itu pesilat Bali Arya Widhyantara membuat lawannya roboh dan diputuskan tim dokter pertandingan tidak bisa melanjutkan. Namun, sekitika itu juga pesilat tersebut bangun dan bertanding lagi.
"Kami sudah protes tapi menurut panitia katanya dokter salah memberikan hasil dan keputusan," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan pesilat tersebut akan dipanggil seleksi nasional (seleknas) untuk pembentukan timnas silat Indonesia.
"Namun kami memilih menerima keputusan itu," ujarnya,
Ia menegaskan, meskipun pesilat Bali tidak mengandalkan pesilat yang turun dalam PON Jawa Barat nanti karena terbentur aturan, namun prestasi masih bisa dipertahankan.
"Apalagi untuk nomor seni atau TDR menjadi andalan pesilat Bali saat ini," ujar Sugiarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Tiga medali emas ini diraih dinomor seni atau tunggal ganda regu (TGR) putri remaja, regu putra dewasa dan TGR dewasa putra," kata Binpres Pengprov IPSI Bali Putu Sugiarta saat dihubungi di Denpasar, Kamis.
Ia menjelaskan, untuk nomor TGR tunggal putri remaja diraih Mega Sri Wahyuni, raihan emas diregu putra dewasa diperkuat Anom Wiraguna, Kadek Febrianta dan Adi Santoso. Kemudian, satu medali emas dinomor tunggal TGR dewasa putra yang diraih Kadek Febrianta.
"Tim silat Bali sempat protes kepada panitia dinomor kelas C laga remaja putra, karena ada keputusan panitia yang kontroversial dan merugikan Bali," ujar Putu Sugiarta.
Ia menuturkan, saat itu pesilat Bali Arya Widhyantara membuat lawannya roboh dan diputuskan tim dokter pertandingan tidak bisa melanjutkan. Namun, sekitika itu juga pesilat tersebut bangun dan bertanding lagi.
"Kami sudah protes tapi menurut panitia katanya dokter salah memberikan hasil dan keputusan," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan pesilat tersebut akan dipanggil seleksi nasional (seleknas) untuk pembentukan timnas silat Indonesia.
"Namun kami memilih menerima keputusan itu," ujarnya,
Ia menegaskan, meskipun pesilat Bali tidak mengandalkan pesilat yang turun dalam PON Jawa Barat nanti karena terbentur aturan, namun prestasi masih bisa dipertahankan.
"Apalagi untuk nomor seni atau TDR menjadi andalan pesilat Bali saat ini," ujar Sugiarta. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016