Denpasar (Antara Bali) - Industri jamu di Indonesia kini mengalami perkembangan pesat, berkat dorongan penelitian terhadap berbagai jenis tanaman obat yang dilakukan oleh universitas dan lembaga penelitian di Tanah Air.

"Penduduk Indonesia yang sangat besar yakni 230 juta jiwa merupakan pasar yang besar terhadap obat-obatan tradisional, khususnya jamu," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah Gabungan Pengusaha (DPD GP) Jamu Provinsi Bali Gede Ngurah Wididana pada Gerakan Minum Jamu dan Cinta Jamu Indonesia di Lapangan Niti Mandala Renon Denpasar, Sabtu petang.

Dalam acara yang dihadiri Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Tradisional Kementerian Kesehatan Menarwati, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya dan ribuan masyarakat setempat, Ia mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya jamu.

Jamu tersebut menggunakan herbal atau tanaman obat sebagai bagian dari cara hidup yakni sebagai makanan, minuman, menambah stamina, kecantikan, suplemen dan obat.

Kekayaan budaya jamu bangsa Indonesia diwarisi sejak 1.800 tahun yang silam sebelum Kerajaan Salaka Negara di Kutai, Kalimantan Timur yang dikenal sangat makmur yang kemudian terus berlanjut dari satu kerajaan ke kerajaan lainnya.

Sepanjang sejarah suku-suku bangsa di Nusantara selalu mencatat dalam ingatan, lontar dan cerita tentang pengobatan tradisional yang kini dikenal dengan istilah jamu di Indonesia itu merupakan akulturasi budaya penyembuhan dari India, China, Arab, Asia Tenggara dan masyarakat lokal di Nusantara.

Gede Ngurah Wididana menambahkan, kekayaan alam nusantara dengan iklim tropis dan kesuburan tanah dan air yang melimpah dengan keragaman lingkungan dan ketekunan masyarakat mampu membudayakan tanaman obat.

Upaya tersebut mampu menjadikan bumi nusantara sebagai pabrik bahan baku obat dari keragaman tanaman obat yang terbesar di dunia. Hal itu mendorong lahirnya banyak kreasi dan inovasi ramuan dan teknik penyembuhan dengan menggunakan tanaman obat yang sekarang dikenal dengan jamu.

Gede Ngurah Wididana menjelaskan dalam perjalanan waktu selama ribuan tahun untuk menghasilkan produk ramuan herbal mulai proses kreasi dan inovasi akhirnya diketahui khasiat dan manfaat satu jenis atau kombinasi ramuan tertentu untuk menyembuhkan penyakit. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016