Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menyambut baik rencana salah satu perusahaan Prancis berbendera Aquo Energy yang berkomitmen menghasilkan 10.000 MW listrik untuk Pulau Dewata dengan bersumber tenaga surya.

"Bali sebagai proyek percontohan provinsi yang menggunakan energi bersih di Indonesia, dan harapannya tahun 2019 seluruh energi di Bali sudah menggunakan energi bersih," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat menerima audiensi Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze, di Denpasar, Jumat.

Pastika menambahkan dengan Bali telah dipilih menjadi "Center of Excellence" atau pusat keunggulan di bidang energi baru dan terbarukan oleh pemerintah pusat, maka langkah perusahaan Prancis dengan menempatkan kantornya di sini dinilai merupakan langkah positif untuk mendukung program pemerintah pusat tersebut.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Corinne Breuze mengemukakan dipilihnya Bali sebagai basis dari perusahaan Prancis tersebut karena Bali dianggap memiliki lokasi yang strategis, terletak di tengah-tengah Indonesia, sehingga diperkirakan segala urusan menyangkut keperluan perusahaan akan lebih mudah.

"Kami pandang letak geografis Bali akan memudahkan urusan perusahaan kami, selain berurusan ke Jakarta, perusahaan ini kelak akan menjalin komunikasi dengan cabang di Singapura dan Timor Leste, jadi pemilihan Bali kami pandang sudah tepat," ucap Dubes yang mulai menduduki posnya di Indonesia sejak 2013 ini.

Selain itu, dia juga memaparkan jika terdapat sekitar 1.700 warga negaranya yang tinggal di Bali,mulai dari ekspatriat hingga pengusaha dan wisatawan yang memang datang untuk berlibur di pulau dewata.

Breuze juga tak lupa menitipkan warga negaranya kepada Gubernur Pastika sebagai orang nomor satu di Bali. Dia juga menambahkan bahwa salah satu yayasan Indonesia Perancis yang cukup eksis di Bali yaitu Alliance Francaise (AF) telah menjadi rujukan masyarakat Bali untk belajar bahasa Prancis.

"Yayasan tersebut telah banyak menelurkan pemandu wisata untuk wisatawan Perancis juga para tenaga kerja yang telah diterima di perusahaan Prancis di Bali," ujarnya.

Menurut dia, hingga kini pemandu wisata berbahasa Prancis masih dirasakan kurang karena kunjungan wisatawan Prancis ke Bali mencapai 150.000 orang per tahun, sehingga dia mengundang masyarakat yang tertarik untuk belajar ke AF.

Ia menyampaikan tempat yang digunakan oleh yayasan tersebut kurang representatif karena terlalu kecil, sehingga dia minta bantuan Gubernur Bali untuk meminjamkan tempat bagi mereka.

Hal terakhir yang disampaikannya adalah mengenai rencana rapat akbar para pengusaha Prancis se-Asia Pasifik yang akan digelar pada tanggal 5-6 Oktober tahun depan di Bali. Rapat itu akan mempertemukan para pengusaha Prancis dari Asia dan New Zealand dan juga akan dihadiri oleh beberapa menteri dari Prancis.

Untuk itu dia minta dukungan Gubernur Bali dan pemerintah Indonesia akan kelancaran rencana tersebut.

Menanggapi beberapa hal itu, Gubernur Pastika berjanji akan memberikan dukungan yang diperlukan. Mengenai gedung operasional AF, dia akan berusaha mencarikan, untuk itu dia meminta dikirimkan surat resmi sebagai dasar.

"Kelak mungkin kita bisa bangun kerja sama antara Pemprov Bali dengan AF, yaitu kerja sama di bidang bahasa, untuk teknisnya bisa kita bicarakan nanti," ucapnya.

Mengenai acara rapat akbar tahun depan, Pastika berjanji akan memberikan dukungan penuh, apalagi kiprah Bali selama ini sebagai tuan rumah acara tingkat internasional sudah tidak diragukan lagi.

Tak lupa dalam pertemuan itu, Gubernur Pastika dan atas nama masyarakat Bali mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas tragedi menyedihkan yang terjadi di Nice, Prancis.

"Terorisme adalah masalah semua bangsa, jadi kerjasama antarnegara sangat dibutuhkan untuk melawan mereka," katanya.

Pastika juga berharap warga Prancis bisa pulih dari tragedi ini, sebagaimana Bali dulu cepat pulih dari tragedi bom Bali di tahun 2002. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016