Singaraja, (Antara) - Bocah penderita penyakit human immunodeficiency virus (HIV)/acquired immune deficiency syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Buleleng, Bali, berinisial Luh K meninggal dunia.
"Luh K (14) menderita HIV/AIDS sejak lahir. Penyakit itu diwarisi dari kedua orang tuanya yang lebih dulu meninggal dunia," kata Konselor VCT Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, Made Ricko Wibawa di Kota Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, Luh K meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng karena kekebalan imun tubuh tidak mampu menahan gempuran penyakit HIV/AIDS diderita selama kurun waktu 14 tahun.
"Nasib kurang beruntung akhirnya menghampiri dia setelah satu keluarga terdiri dari ibu, ayah dan adik keduanya (9) beberapa tahun silam meninggal dunia disebabkan keganasan HIV/AIDS," kata dia.
Ricko menambahkan, Luh K sempat diperiksa ke salah satu puskesmas di Kecamatan Buleleng.
"Gadis malang itu sempat ditangani, tetapi tidak bisa terselamatkan. Dia sempat mengobrol seperti biasa bersama keluarga, tapi pada (15/6) mendadak mengalami sesak nafas," ujar dia.
Ricko Wibawa bahkan rutin berkordinasi mengenai kesehatan Luh bersama pamannya yang berinisial KT (36). Sejumlah upaya pengobatan dilakukan konselor HIV/AIDS dengan melibatkan peran dan dukungan keluarga.
KT sering membantu mengambilkan obat untuk penyembuhan Luh K. "Selama pendampingan, kami rutin memantau pengobatan rutin ke rumahnya," kata Ricko.
Berdasarkan data dari Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, angka penderita HIV/AIDS di Buleleng kian memprihatinkan dan sampai akhir Februari 2016 sudah mencapai jumlah 2.557 penderita.
"Dta tersebut memang menunjukkan kondisi sangat memprihatinkan. Kami berharap ada tindakan segera untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di Buleleng," ujarnya. (IMB)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Luh K (14) menderita HIV/AIDS sejak lahir. Penyakit itu diwarisi dari kedua orang tuanya yang lebih dulu meninggal dunia," kata Konselor VCT Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, Made Ricko Wibawa di Kota Singaraja, Bali, Kamis.
Ia mengatakan, Luh K meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng karena kekebalan imun tubuh tidak mampu menahan gempuran penyakit HIV/AIDS diderita selama kurun waktu 14 tahun.
"Nasib kurang beruntung akhirnya menghampiri dia setelah satu keluarga terdiri dari ibu, ayah dan adik keduanya (9) beberapa tahun silam meninggal dunia disebabkan keganasan HIV/AIDS," kata dia.
Ricko menambahkan, Luh K sempat diperiksa ke salah satu puskesmas di Kecamatan Buleleng.
"Gadis malang itu sempat ditangani, tetapi tidak bisa terselamatkan. Dia sempat mengobrol seperti biasa bersama keluarga, tapi pada (15/6) mendadak mengalami sesak nafas," ujar dia.
Ricko Wibawa bahkan rutin berkordinasi mengenai kesehatan Luh bersama pamannya yang berinisial KT (36). Sejumlah upaya pengobatan dilakukan konselor HIV/AIDS dengan melibatkan peran dan dukungan keluarga.
KT sering membantu mengambilkan obat untuk penyembuhan Luh K. "Selama pendampingan, kami rutin memantau pengobatan rutin ke rumahnya," kata Ricko.
Berdasarkan data dari Yayasan Citra Usadha Indonesia (YCUI) Buleleng, angka penderita HIV/AIDS di Buleleng kian memprihatinkan dan sampai akhir Februari 2016 sudah mencapai jumlah 2.557 penderita.
"Dta tersebut memang menunjukkan kondisi sangat memprihatinkan. Kami berharap ada tindakan segera untuk menekan angka penderita HIV/AIDS di Buleleng," ujarnya. (IMB)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016