Denpasar (Antara Bali) - Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra memaparkan inovasi lingkungan tentang sungai bersih sebagai tempat rekreasi masyarakat serta penanganan sampah berbasis teknologi kepada tim penilai Penghargaan Adipura.
Ketua Tim Penilai Penghargaan Adipura Pusat Prof. Dr Rachmat Witoelar di Jakarta, Selasa, mengatakan tertarik dengan inovasi penanganan kebersihan lingkungan yang telah diterapkan Pemerintah Kota Denpasar, Bali.
Menurut Rachmat Witoelar, langkah inovasi penanganan kebersihan lingkungan terutama terkait penataan "kali bersih" yang dijadikan tempat rekreasi dan anjungan tunai sampah merupakan hal yang sangat bagus untuk terus dikembangkan.
Ia mengatakan penataan lingkungan termasuk memadukan teknologi dalam penanganan sampah sudah dilakukan Pemkot Denpasar.
"Kami berharap keberlanjutan kaderisasi dalam menjaga kebersihan lingkungan terus dilakukan sehingga Denpasar tetap bersih dan indah," katanya.
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan berbagai langkah inovasi dalam penanganan permasalahan kebersihan lingkungan tersebut dipadukan dengan penguatan aturan-aturan, seperti Perda Nomor 3 tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.
Melalui penegakan peraturan yang ada diharapkan masyarakat Kota Denpasar semakin peduli terhadap lingkungan terutama dalam mewujudkan Denpasar bersih,
Rai Mantra menyampaikan berbagai tindakan tegas telah dilakukan pemkot, seperti tindak pidana ringan (tipiring) bagi pembuang sampah sembarangan termasuk yang membuat pecemaran pada lingkungan.
Ratusan pelanggar lingkungan telah ditindak, sehingga membuat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Kota Denpasar tentang kebersihan lingkungan, Hal ini tampak terlihat dari tipiring tiap tahunnya terus mengalami penurunan.
Tidak hanya tegas dalam menegakkan Perda, kata Rai Mantra, juga menyampaikan berbagai terobosan inovasi dilakukan semua jajarannya untuk mengajak masyarakat tergugah dalam menangani permasalahan lingkungan. Mulai dari meningkatkan sosialisasi untuk memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan Denpasar bersih.
Dikatakan, pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan dapat menangani permasalahan sampah mulai dari hulu sampai ke hilir sehingga sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) semakin sedikit.
"Kami terus melakukan terobosan inovasi untuk mengajak masyarakat mengolah sampah mulai dari rumah tangga dengan pemberdayaan masyarakat," kata Rai Mantra yang didampingi Kepala Badan LH AA Bagus Sudharsana, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Ketut Wisada dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ketut Winarta.
Hal itu terbukti banyaknya terbentuk swakelola sampah hingga bank-bank sampah di masing-masing desa dan kelurahan. Dengan demikian menandakan partisipasi masyarakat semakin meningkat dengan harapan semakin banyak bermunculan swakelola yang baru. Bahkan warga masyarakat telah banyak menerapkan sistem sibiomasi, yaitu pengelolaan sampah skala rumah tangga. Dengan sistem ini tidak perlu lagi sampah yang ada di rumah tangga terbuang ke TPA. Mengingat dengan sistem ini sampah rumah tangga telah diolah menjadi pupuk organik dan sampah plastik dijual ke bank-bank sampah.
Rai Mantra juga menyampaikan dalam penanganan masalah lingkungan pihaknya memadukan teknologi. Penanganan sampah dengan anjungan tunai sampah merupakan inovasi untuk mengajak masyarakat peduli sampah.
Di samping itu, kata dia, penanganan sampah dengan melibatkan pihak swasta melalui teknologi seperti pegepresan sampah plastik, pengolahan minyak jelantah, DSDP dan sanimas diharapkan mempercepat penanganan permasalahan lingkungan di Kota Denpasar.
Pemerintah Kota Denpasar sendiri melalui teknologi telah membuat Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Melalui PRO-Denpasar dijadikan sebagai ajang pengawasan dengan melibatkan masyarakat secara langsung dan mendapat respon cepat dari semua SKPD terkait.
"Keberadaan teknologi sangat membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan," kata Rai Mantra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Ketua Tim Penilai Penghargaan Adipura Pusat Prof. Dr Rachmat Witoelar di Jakarta, Selasa, mengatakan tertarik dengan inovasi penanganan kebersihan lingkungan yang telah diterapkan Pemerintah Kota Denpasar, Bali.
Menurut Rachmat Witoelar, langkah inovasi penanganan kebersihan lingkungan terutama terkait penataan "kali bersih" yang dijadikan tempat rekreasi dan anjungan tunai sampah merupakan hal yang sangat bagus untuk terus dikembangkan.
Ia mengatakan penataan lingkungan termasuk memadukan teknologi dalam penanganan sampah sudah dilakukan Pemkot Denpasar.
"Kami berharap keberlanjutan kaderisasi dalam menjaga kebersihan lingkungan terus dilakukan sehingga Denpasar tetap bersih dan indah," katanya.
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra menyampaikan berbagai langkah inovasi dalam penanganan permasalahan kebersihan lingkungan tersebut dipadukan dengan penguatan aturan-aturan, seperti Perda Nomor 3 tahun 2000 tentang Kebersihan dan Ketertiban Umum.
Melalui penegakan peraturan yang ada diharapkan masyarakat Kota Denpasar semakin peduli terhadap lingkungan terutama dalam mewujudkan Denpasar bersih,
Rai Mantra menyampaikan berbagai tindakan tegas telah dilakukan pemkot, seperti tindak pidana ringan (tipiring) bagi pembuang sampah sembarangan termasuk yang membuat pecemaran pada lingkungan.
Ratusan pelanggar lingkungan telah ditindak, sehingga membuat semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Kota Denpasar tentang kebersihan lingkungan, Hal ini tampak terlihat dari tipiring tiap tahunnya terus mengalami penurunan.
Tidak hanya tegas dalam menegakkan Perda, kata Rai Mantra, juga menyampaikan berbagai terobosan inovasi dilakukan semua jajarannya untuk mengajak masyarakat tergugah dalam menangani permasalahan lingkungan. Mulai dari meningkatkan sosialisasi untuk memberdayakan masyarakat dalam mewujudkan Denpasar bersih.
Dikatakan, pemberdayaan masyarakat tersebut diharapkan dapat menangani permasalahan sampah mulai dari hulu sampai ke hilir sehingga sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) semakin sedikit.
"Kami terus melakukan terobosan inovasi untuk mengajak masyarakat mengolah sampah mulai dari rumah tangga dengan pemberdayaan masyarakat," kata Rai Mantra yang didampingi Kepala Badan LH AA Bagus Sudharsana, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Ketut Wisada dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ketut Winarta.
Hal itu terbukti banyaknya terbentuk swakelola sampah hingga bank-bank sampah di masing-masing desa dan kelurahan. Dengan demikian menandakan partisipasi masyarakat semakin meningkat dengan harapan semakin banyak bermunculan swakelola yang baru. Bahkan warga masyarakat telah banyak menerapkan sistem sibiomasi, yaitu pengelolaan sampah skala rumah tangga. Dengan sistem ini tidak perlu lagi sampah yang ada di rumah tangga terbuang ke TPA. Mengingat dengan sistem ini sampah rumah tangga telah diolah menjadi pupuk organik dan sampah plastik dijual ke bank-bank sampah.
Rai Mantra juga menyampaikan dalam penanganan masalah lingkungan pihaknya memadukan teknologi. Penanganan sampah dengan anjungan tunai sampah merupakan inovasi untuk mengajak masyarakat peduli sampah.
Di samping itu, kata dia, penanganan sampah dengan melibatkan pihak swasta melalui teknologi seperti pegepresan sampah plastik, pengolahan minyak jelantah, DSDP dan sanimas diharapkan mempercepat penanganan permasalahan lingkungan di Kota Denpasar.
Pemerintah Kota Denpasar sendiri melalui teknologi telah membuat Pengaduan Rakyat Online (PRO) Denpasar. Melalui PRO-Denpasar dijadikan sebagai ajang pengawasan dengan melibatkan masyarakat secara langsung dan mendapat respon cepat dari semua SKPD terkait.
"Keberadaan teknologi sangat membantu dalam mengatasi berbagai permasalahan lingkungan," kata Rai Mantra. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016