Denpasar (Antara Bali) - Kesenian jegog atau gamelan khas Kabupaten Jembrana, Bali, dengan menggunakan bilah-bilah bambu berukuran besar, memeriahkan Pesta Kesenian Bali ke-38 dengan menampilkan beberapa gamelan tempo dulu.

"Kami memang sengaja menampilkan beberapa tabuh (gamelan jegog) khas tempo dulu seperti jenis tabuh truntungan, tabuh bebarungan dan tabuh dayang-dayang," kata Kepala Desa Kaliakah Kabupaten Jembrana I Made Bagiarta di sela-sela pagelaran jegog tersebut yang ditampilkan di Kalangan (Panggung) Angsoka, Taman Budaya Denpasar, Minggu.

Sekaa (kelompok seni) bernama Duta Semara dari Desa Kaliakah, Jembrana, terpilih untuk mewakili kabupaten yang berada di ujung barat Pulau Bali itu dalam menampilkan kesenian jegog pada hari kedua pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB).

"Jegog memang setiap tahun ditampilkan di PKB, tetapi bagi Desa Kaliakah, baru pertama kali ikut PKB," kata Bagiarta sembari menyebutkan kelompok keseniannya itu sudah berdiri sejak 1978 itu.

Dalam pementasan jegog tersebut yang dikreasikan dengan beberapa jenis tarian, tampak mendapat apresiasi dari penonton. Panggung yang berada di sebelah timur Taman Budaya itu dipadati oleh para penonton dari berbagai kalangan usia, mulai dari anak-anak hingga lanjut usia.

Jenis tarian yang ditampilkan seperti Tari Luihning Paksi, yang menggambarkan kehidupan burung jalak putih di hutan kawasan Bali barat, ibaratnya mereka sedang beterbangan, bercengkerama dengan suara-suara indah.

Ada juga tari kreasi Jejangeran yang merupakan sebuah tari pergaulan yang mencerminkan kegembiraan dan kasih sayang sebagai bentuk saling asah, asih dan asuh.

Demikian juga dengan Tari Jejogedan yang merupakan tari kerakyatan dengan gerak-gerak yang mengajak penonton untuk menari bersama dan sangat digandrungi oleh generasi muda Jembrana

"Meskipun kami menampilkan jegog tempo dulu, tetapi kami juga memadukan dengan kreasi masa kini sesuai dengan perkembangan zaman," ujarnya.

Bagiarta mengapresiasi antusias penonton yang berasal dari luar Kabupaten Jembrana, yang ternyata dapat menikmati jegog. "Kami harapkan dukungan masyarakat untuk terus bisa mengembangkan jegog," katanya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016