Denpasar (Antara Bali) - Perusahaan Daerah Bali menggandeng Akuo Energy Indonesia untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di dua kawasan di Kabupaten Jembrana, Bali.

"Kami sudah menandatangani MoU atau nota kesepahaman dengan Akuo Energy Indonesia pada Mei lalu. Perusahaan yang kami ajak bekerja sama ini berpusat di Prancis dan sudah terkenal sebagai perusahaan yang membangun PLTS terbaik di sejumlah negara," kata Direktur Utama Perusda Bali Nyoman Baskara, di Denpasar, Jumat.

PLTS rencananya akan dibangun di dua lahan milik Perusda Bali di unit Sanghyang (Desa Melaya) dan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, dengan target dapat menghasilkan listrik dari dua lokasi itu hingga 100 MW.

"Mereka sudah melakukan survei di kedua lokasi tersebut, sedangkan studi kelayakan masih sedang berproses. FS ini selesai paling lambat dalam setahun, tetapi jika tidak halangan akan rampung dalam sembilan bulan," ucapnya.

Baskara menambahkan, rencana kerja sama proyek dengan nilai investasi sekitar Rp3,5 triliun itu, menurut dia akan berkorelasi positif dengan program Pemprov Bali untuk mewujudkan "Green Energy" atau energi hijau.

"Apalagi Bali sudah ditetapkan sebagai proyek percontohan untuk pembangunan energi bersih dan terbarukan. Lahan pemprov di unit Sanghyang ini ditunjuk sebagai salah satu tempat percontohan," ujarnya.

Dari kerja sama tersebut, lanjut dia, bukan berarti lahan di sana tidak bisa diberdayakan, karena di bawah panel surya masih bisa dimanfaatkan untuk menanam tanaman holtikultura.

Sementara itu, kompensasi yang bisa didapatkan Perusda Bali dari kerja sama itu ada dua jenis yakni kompensasi lahan dan juga pembagian hasil keuntungan (revenue sharing).

"Untuk kompensasi lahan itu Rp200 ribu untuk satu are pertahun dan akan naik setiap tahun, sedangkan besarnya `revenue sharing` minimal besarnya tiga persen dari seluruh pendapatan yang dihasilkan pihak rekanan. Dua jenis kompensasi ini mengacu pada salah satu ketentuan dari Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)," kata Baskara. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016