Singaraja (Antara Bali) - Anggota Komisi I DPRD Bali, I Nyoman Tirtawan mengusulkan pembangunan jalan terowongan yang menghubungkan Kota Denpasar dan Singaraja untuk mempersingkat waktu tempuh dibandingkan membangun jalan tol atau sejenisnya.

"Selama ini masyarakat masih harus melintasi jalan perbukitan dengan banyaknya tikungan tajam yang curam ketika dari Singaraja akan menuju Denpasar atau sebaliknya," katanya di Singaraja, Senin.

Ia menjelaskan, kondisi jalan berkelok kelok dan terjal tersebut sangat menghambat mobilitas masyarakat kedua kota di Utara dan Selatan Pulau Dewata itu.

"Terutama masyarakat dari Singaraja. Termasuk juga menghambat perekonomian karena kendaraan besar yang mengangkut barang-barang skala besar sulit melintasi jalan ini karena kondisinya yang membahayakan," katanya.

Dikatakan Tirtawan, jalan terowongan ini dapat dibangun di bawah bukit. Jalan ini akan mempersingkat waktu tempuh dari 2,5 jam menjadi hanya satu jam perjalanan.

"Tunel atau terowongan adalah satu-satunya terobosan terbaik dan paling sustainabel untuk memecahkan masalah klasik kemacetan dan akselerasi perimbangan pembangunan antara Bali Selatan dan Bali Utara, mengingat jalur tanjakan dan tikungan yang sangat banyak," kata Tirtawan, Senin (6/6).

Lebih lanjut, ia memaparkan, pembangunan jalan terowongan juga tidak akan banyak menyebabkan alih fungsi lahan pertanian dan daerah resapan air. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya ledakan penduduk," katanya.

Jalan terowongan selain sebagai akses penghubung antar kota juga dapat sebagai destinasi wisata baru dengan penataan terowongan yang menarik. Dapat pula menambah daya tarik wisata dan pendapatan tarif tunnel bagi PAD (Pendapatan Asli Daerah), dengan modifikasi kesenian dan keindahan bawah tanah, demikian Tirtawan.  (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016