Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mewacanakan agar desa-desa penerima program Gerakan Pembangunan Desa Terpadu (Gerbangsadu) Mandara dapat memasang sistem panel surya (solar cell) sehingga akan memberi tambahan pendapatan.
"Bali nanti akan menjadi `center of excellence` atau pusat keunggulan energi terbarukan. Jadi kami berencana membangun sistem solar cell di beberapa desa penerima Gerbangsadu, minimal 10 desa saja yang masing-masing bisa menghasilkan 1 MW," kata Pastika saat menerima audiensi jajaran PT PLN Distribusi Bali, di Denpasar, Rabu.
Pihaknya berharap sitem solar cell tersebut nantinya akan memberikan pendapatan tambahan bagi desa yang berasal dari sisa listrik yang dijual ke PLN. Di samping desa tersebut juga nantinya mampu untuk memberikan kontribusi dalam menciptakan energi terbarukan.
"Kalau ada pendapatan tambahan untuk desa, justru itu akan mempercepat desa itu untuk maju yang nanti bisa dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan juga desa itu mampu untuk mendukung Bali sebagai center of excelent energi terbarukan," ujar Pastika.
Menurut dia, banyak desa yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat pemasangan solar cell. "Banyak desa Gerbangsadu yang siap untuk dipasang solar cell. Contohnya Karangasem dan Singaraja itu bagus karena bermandikan sinar matahari terus," ucapnya.
Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan dukungan dari PLN agar membeli listrik yang nantinya dihasilkan oleh desa-desa Gerbangsadu tersebut. Pemprov Bali selama ini memberikan dana Gerbangsadu sebesar Rp1,02 miliar kepada setiap desa miskin.
Di sisi lain, Pastika juga sempat menyinggung tentang efisiensi penggunaan listrik tersebut. Dia menginginkan ada teknologi yang nantinya mampu untuk memberikan efisiensi dalam penggunaan listrik.
"Teknologi kita masih setengah-setengah karena masih suka secara manual agar bisa berunding lagi dan itu merupakan kelemahan kita, cobalah gunakan IT yang sistemnya otomatis guna mengefisiensikan penggunaan listrik," ujarnya.
Sementara itu, General Manager PT PLN Distribusi Bali Sandika Aflianto mengaku siap untuk mendukung rencana yang akan dilaksanakan oleh Gubernur Pastika.
Pihaknya siap untuk membeli sisa kelebihan listrik yang nantinya dihasilkan oleh desa-desa tersebut dengan harga 20 sen per KwH sesuai dengan peraturan yang ada saat ini.
Ia juga mengaku hal tersebut sangat bagus untuk dilaksanakan mengingat selain untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi desa-desa miskin di Bali, rencana tersebut juga akan memberikan pendapatan baru bagi desa untuk memajukan desanya.
Di sisi lain, dia juga menyampaikan undangan kepada Gubernur Bali untuk hadir dan memberikan sambutan dalam acara penandatangan kesepakan bersama dalam mendukung Bali sebagai Center of Excellence Energi Terbarukan yang akan dilaksanakan pada 1 Juni 2016.
Dalam acara tersebut juga akan diadakan peluncuran sistem Smart Grid yang merupakan suatu konsep tata kelola energi listrik yang mampu mengakomodasi peran pembangkit listrik kecil berbahan bakar energi terbarukan secara optimal.
Dengan teknologi Smart Grid, konsumen akan mempunyai kendali penuh untuk mengatur pemakaian energi listrik mereka. Teknologi sensor dan kendali otomatis pada Smart Grid memungkinkan pengaturan pengaktifan peralatan listrik konsumen secara otomatis dengan mempertimbangkan jumlah enegri listrik yang ada. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Bali nanti akan menjadi `center of excellence` atau pusat keunggulan energi terbarukan. Jadi kami berencana membangun sistem solar cell di beberapa desa penerima Gerbangsadu, minimal 10 desa saja yang masing-masing bisa menghasilkan 1 MW," kata Pastika saat menerima audiensi jajaran PT PLN Distribusi Bali, di Denpasar, Rabu.
Pihaknya berharap sitem solar cell tersebut nantinya akan memberikan pendapatan tambahan bagi desa yang berasal dari sisa listrik yang dijual ke PLN. Di samping desa tersebut juga nantinya mampu untuk memberikan kontribusi dalam menciptakan energi terbarukan.
"Kalau ada pendapatan tambahan untuk desa, justru itu akan mempercepat desa itu untuk maju yang nanti bisa dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan juga desa itu mampu untuk mendukung Bali sebagai center of excelent energi terbarukan," ujar Pastika.
Menurut dia, banyak desa yang cocok untuk dijadikan sebagai tempat pemasangan solar cell. "Banyak desa Gerbangsadu yang siap untuk dipasang solar cell. Contohnya Karangasem dan Singaraja itu bagus karena bermandikan sinar matahari terus," ucapnya.
Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan dukungan dari PLN agar membeli listrik yang nantinya dihasilkan oleh desa-desa Gerbangsadu tersebut. Pemprov Bali selama ini memberikan dana Gerbangsadu sebesar Rp1,02 miliar kepada setiap desa miskin.
Di sisi lain, Pastika juga sempat menyinggung tentang efisiensi penggunaan listrik tersebut. Dia menginginkan ada teknologi yang nantinya mampu untuk memberikan efisiensi dalam penggunaan listrik.
"Teknologi kita masih setengah-setengah karena masih suka secara manual agar bisa berunding lagi dan itu merupakan kelemahan kita, cobalah gunakan IT yang sistemnya otomatis guna mengefisiensikan penggunaan listrik," ujarnya.
Sementara itu, General Manager PT PLN Distribusi Bali Sandika Aflianto mengaku siap untuk mendukung rencana yang akan dilaksanakan oleh Gubernur Pastika.
Pihaknya siap untuk membeli sisa kelebihan listrik yang nantinya dihasilkan oleh desa-desa tersebut dengan harga 20 sen per KwH sesuai dengan peraturan yang ada saat ini.
Ia juga mengaku hal tersebut sangat bagus untuk dilaksanakan mengingat selain untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi desa-desa miskin di Bali, rencana tersebut juga akan memberikan pendapatan baru bagi desa untuk memajukan desanya.
Di sisi lain, dia juga menyampaikan undangan kepada Gubernur Bali untuk hadir dan memberikan sambutan dalam acara penandatangan kesepakan bersama dalam mendukung Bali sebagai Center of Excellence Energi Terbarukan yang akan dilaksanakan pada 1 Juni 2016.
Dalam acara tersebut juga akan diadakan peluncuran sistem Smart Grid yang merupakan suatu konsep tata kelola energi listrik yang mampu mengakomodasi peran pembangkit listrik kecil berbahan bakar energi terbarukan secara optimal.
Dengan teknologi Smart Grid, konsumen akan mempunyai kendali penuh untuk mengatur pemakaian energi listrik mereka. Teknologi sensor dan kendali otomatis pada Smart Grid memungkinkan pengaturan pengaktifan peralatan listrik konsumen secara otomatis dengan mempertimbangkan jumlah enegri listrik yang ada. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016