Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Anies Baswedan meluncurkan program peningkatan kompetensi guru yakni
guru pembelajar.
"Kami mengenalkan program guru pembelajar. Kami ingin dari namanya, menjelaskan program tersebut yakni tidak hanya murid yang belajar tetapi juga siswa," katanya saat peluncuran program tersebut di Jakarta, Sabtu.
Sifat pembelajar, lanjut Anies, merupakan sifat yang harus ada pada semua baik guru maupun murid.
Dalam pelaksanaan program tersebut menggunakan tiga moda yaitu moda tatap muka, moda dalam jajaring penuh, dan moda kombinasi keduanya.
Sementara materi pembelajaran moda tatap muka menggunakan modul cetak, sedangkan moda dalam jaringan menggunakan modul, lembar kerja, dan lembar informasi yang disusun dan disajikan secara digital.
"Kami semua ingin guru tidak hanya menjadi guru yang tidak mendapat belajar dari ketiga moda tersebut, tetapi juga secara mandiri."
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan untuk tahap awal program tersebut diikuti 1.263 peserta. Mereka nantinya akan menjadi narasumber program guru pembelajar.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, menambahkan yang dipilih menjadi narasumber merupakan guru yang memiliki nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) diatas 80, Widyaiswara dari LPMP dan PPPTK, dan dosen.
"Peran narasumber itu sebagai hulu penyampaian materi untuk peningkatan kompetensi guru," kata lelaki yang akrab disapa dengan Pranata itu.
Program tersebut merupakan upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan pemerintah sebagai partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami mengenalkan program guru pembelajar. Kami ingin dari namanya, menjelaskan program tersebut yakni tidak hanya murid yang belajar tetapi juga siswa," katanya saat peluncuran program tersebut di Jakarta, Sabtu.
Sifat pembelajar, lanjut Anies, merupakan sifat yang harus ada pada semua baik guru maupun murid.
Dalam pelaksanaan program tersebut menggunakan tiga moda yaitu moda tatap muka, moda dalam jajaring penuh, dan moda kombinasi keduanya.
Sementara materi pembelajaran moda tatap muka menggunakan modul cetak, sedangkan moda dalam jaringan menggunakan modul, lembar kerja, dan lembar informasi yang disusun dan disajikan secara digital.
"Kami semua ingin guru tidak hanya menjadi guru yang tidak mendapat belajar dari ketiga moda tersebut, tetapi juga secara mandiri."
Mantan Rektor Universitas Paramadina itu menjelaskan untuk tahap awal program tersebut diikuti 1.263 peserta. Mereka nantinya akan menjadi narasumber program guru pembelajar.
Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Sumarna Surapranata, menambahkan yang dipilih menjadi narasumber merupakan guru yang memiliki nilai Uji Kompetensi Guru (UKG) diatas 80, Widyaiswara dari LPMP dan PPPTK, dan dosen.
"Peran narasumber itu sebagai hulu penyampaian materi untuk peningkatan kompetensi guru," kata lelaki yang akrab disapa dengan Pranata itu.
Program tersebut merupakan upaya peningkatan kompetensi guru yang melibatkan pemerintah sebagai partisipasi publik yang meliputi pemerintah daerah, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia usaha, dan industri. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016